Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung berencana memindahkan lokasi patung pahlawan nasional Mohammad Hoesni Thamrin. Saat ini patung MH Thamrin berdiri di Jalan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pramono Anung menilai penempatan patung tersebut tidak cocok dengan penamaannya. "Saya enggak mau patungnya MH Thamrin tidak berada di Jalan MH Thamrin. Harus kita pindahkan ke Jalan MH Thamrin," ujar Pramono saat menghadiri acara Halal Bihalal Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jakarta, Sabtu, 19 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia mengaku heran tidak ada yang memprotes penempatan patung MH Thamrin di kawasan Silang Monas itu. Menurut Pramono, lokasi patung MH Thamrin harus dipindah agar bisa mengikuti jejak penempatan patung Jenderal Sudirman yang diletakkan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Ia beralasan, jika patung MH Thamrin dipindah di Jalan MH Thamrin maka lebih bisa menunjukan simbol Jakarta. "Ini bentuk penghargaan kita kepada orang yang dianggap berjasa untuk membangun Jakarta, yaitu Mohammad Hoesni Thamrin."
Pramono menyebut pemindahan lokasi MH Thamrin akan menggunakan dana koefien lantai bangunan (KLB). Dana KLB merupakan denda yang disetorkan perusahaan swasta ke Pemerintah Provinsi Jakarta karena membangun suatu gedung melebihi ketentuan jumlah lantai.
Dengan kata lain, ia menegaskan, pemindahan patung MH Thamrin tidak akan memakai anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). "Saya akan membangun itu pakai dana KLB. Supaya enggak ada yang menumpangi," ujar politikus Partai PDIP itu.
Patung MH Thamrin diresmikan oleh Gubernur Jakarta periode 2007-2023 Fauzi Bowo pada 3 Juni 2012. Pramono menyebut alasan Fauzi tidak menempatkan patung itu di Jalan MH Thamrin karena terhalang restu oleh pihak Istana Negara. Kendati begitu, Pramono tak merincikan siapa yang ia maksud.
Bila rencananya akan ditentang, Pramono mengklaim akan bertanggung jawab dan tetap mengeksekusinya. "Kalau ada yang enggak setuju enggak apa-apa. Saya yang akan hadapi. Itu konsekuensi jadi pemimpin," ucapnya.
Foto 
