Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Kementerian Agama Thobib Al Ashyar mengatakan, jumlah guru madrasah yang memiliki latar belakang pendidikan inklusi masih sangat minim. Adapun jumlah siswa berkebutuhan khusus di madrasah di Indonesia populasinya mencapai 10 persen dari seluruh siswa madrasah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor:Dari Mana OPM Mendapat Uang untuk Membeli Senjata Api
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau kita lihat dari aspek keterjumlahan keberadaan mereka sekitar 10 persen siswa atau guru yang ada di madrasah ini berstatus inklusi atau disabilitas, tentu kita perlu memberikan pelayanan yang terbaik," kata Thobib Al Ashyar dalam Webinar bertajuk “Menjadi Guru Madrasah Hebat: Inovasi dan Best Practice Pendidikan Inklusi” yang diadakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama pada Selasa, 11 Maret 2025.
Lantaran itu, menurut Thabib, guru madrasah harus meningkatkan koompetensinya di bidang pendidikan inklusif agar tercipta sistem pendidikan yang adil dan dapat diakses oleh semua siswa. “Kita perlu belajar dari para pakar, praktisi, dan guru yang telah berhasil menerapkan konsep pendidikan inklusi di madrasah. Dengan demikian, kita dapat membangun sistem pendidikan yang lebih baik dan berkeadilan bagi semua anak bangsa,” kata Thabib.
Dasar penerapan pendidikan inklusi di madrasah merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri Agama PMA nomor 1 Tahun 2024 tentang akomodasi yang layak bagi penyandang disabilitas. "Tentu kita tidak hanya berbicara regulasi karena berbicara inklusi itu juga berbicara mengenai kemanusiaan, berbicara soal nilai nilai agama dan tentu tanggung jawab," kata Thabib.
Dalam kesempatan itu, Thabib juga mencontohkan beberapa madrasah yang sudah berhasil menerapkan konsep pendidikan inklusi, di antaranya berada di Jogja dan Malang. "Di mana terdapat integrasi pemahaman yang sangat baik antara murid, guru, dan pimpinan madrasah, saya kira konsep ini perlu ditularkan," kata Thabib.
Sebelumnya, Kementerian Agama telah mencanangkan perwujudan 1.000 madrasah inklusi di hari Disabilitas Internasional 2024. Keberadaan madrasah inklusi ini tersebar di seluruh Indonesia guna menjadi fasilitas tempat menimba ilmu para siswa-siswi penyandang disabilitas atau berkebutuhan khusus.
“Semangat inklusivitas dan keberagaman adalah simbol bahwa bangsa ini terus bergerak menuju masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan,” kata Menteri Agama Nasaruddin Umar melalui keterangan resminya, di Jakarta, seperti yang dikutip dari Antara, Kamis 5 Desember 2024.