Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi Indikator Politik Indonesia yang terbaru menunjukkan jika pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan unggul jauh dari tiga pasangan calon kepala daerah lainnya di pemilihan kepala daerah Jawa Barat. Elektabilitas Dedi-Erwan mencapai 71,5 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indikator Politik Indonesia merilis hasil sigi terbaru mereka, hari ini. Survei Indikator Politik Indonesia itu dilakukan dengan simulasi surat suara terhadap empat pasang calon kepala daerah peserta pilkada Jawa Barat. Hasilnya, Dedi-Erwan meraih 71,5 persen, disusul Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie sebesar 16,4 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua pasangan calon lainnya, yaitu Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja masing-masing memperoleh 4,4 persen dan 4 persen. Sebanyak 3,7 persen responden lainnya menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada periode 14-20 November 2024. Mereka melibatkan 800 responden yang berusia di atas 17 tahun dan memiliki hak pilih. Indikator Politik Indonesia menggunakan metode simple random sampling –metode pemilihan sampel di mana setiap individu dalam populasu memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih-- dengan margin of error kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan dalam simulasi top of mind, sebanyak 55,3 persen responden menyebut nama Dedi Mulyadi. Angka ini lebih tinggi dari survei Indikator terdahulu, di mana hanya 47,5 persen yang menyebut nama Dedi secara spontan untuk calon gubernur.
“Tanpa harus dibrief melalui simulasi surat suara, mereka sudah bisa menyebut nama Dedi Mulyadi di angka 55,3 persen,” kata Burhanuddin dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia di kanal YouTube-nya, Kamis, 21 November 2024.
Ahmad Syaikhu menempati posisi kedua dalam simulasi top of mind, yaitu meraih 12,1 persen. Angka ini juga naik dibandingkan survei Indikator serupa sebelumnya yang hanya 9 persen.
Menurut Burhanuddin, kedua nama tersebut memiliki kenaikan pemilih yang kuat. Sebab responden menyebut nama keduanya secara spontan tanpa dibeberkan opsi nama-nama calon kepala daerah terlebih dahulu.
Nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah lainnya cenderung stagnan pada simulasi top of mind. Misalnya, Acep Adang Ruhiat hanya mendapat 2,2 persen, Jeje Wiradinata 1,9 persen, dan Ilham Akbar Habibie 0,6 persen.
Saat Indikator Politik Indonesia melakukan survei dengan melakukan simulasi delapan nama, yaitu empat nama calon gubernur dan empat nama calon wakil gubernur. Hasilnya, Dedi meraih 66,8 persen, Ahmad Syaikhu 14,2 persen, Jeje Wiradinata 3,1 persen, Acep Adang Ruhiat 2,9 persen, Erwan Setiawan 2 persen, Ilham Habibie 0,6 persen, Gitalis Dwi Natarina 0,1 persen, dan Ronal Surapradja 0 persen. Selanjutnya, responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab sebantak 10,3 persen.
Saat ini pilkada Jawa Barat sudah memasuki akhir masa kampanye. Kampanye terakhir pasangan calon di pilkada serentak 2024, termasuk di Jawa Barat, akan berakhir pada 23 November ini. Komisi Pemilihan Umum menjadwalkan pemungutan suara pilkada pada Rabu pekan depan, 27 November 2024.
Pilihan Editor : Upaya Jokowi Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta