Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Amir Arief mengatakan, berdasarkan hasil Survei Penilaian Integritas Pendidikan 2022, semakin tinggi pendidikan masyarakat Indonesia, semakin rendah tingkat integritasnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Data tersebut menunjukkan kesimpulan yang ironis," kata Arief saat memberikan kuliah umum bertajuk Peran Perguruan Tinggi dalam Pencegahan Korupsi di Indonesia di Bale Sawala Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat, 21 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Merujuk hasil Survei Penilaian Integritas Pendidikan 2022 yang dilakukan di 34 provinsi, indeks integritas pendidikan Perguruan Tinggi (PT) sebesar 67,69. Angka itu lebih rendah dari jenjang SMA/SMK (69,34), SMP/MTS (78,95), dan SD/MI (79,02). Sementara indeks integritas pendidikan nasional sebesar 70,40.
“Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama, Perguruan Tinggi yang jadi dapur dan manufakturnya orang-orang di Indonesia. Peserta didik dan lulusannya harus jadi bagian dalam membangun sikap dan perilaku antikorupsi,” kata Arief yang hadir memberikan kuliah umum menggantikan Ketua KPK Firli Bahuri.
Menurut dia, menegakkan integritas itu tidak bisa secara individu, tetapi harus kolektif dengan cara saling mengkoreksi satu sama lain. "Kecurangan terus terjadi gara-gara lingkungannya membiarkan itu. Kecurangan bisa terjadi berlarut-larut, lalu kemudian membesar karena sikap permisif semacam itu,” ujarnya.