Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Berada dalam kondisi disabilitas dapat dirasakan sejak lahir maupun seiring usia. Mereka yang non-disabilitas semestinya mengetahui kalau keadaan setiap orang berbeda, termasuk dalam konsep penerimaan diri terutama bagi yang mengalami disabilitas saat dewasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ada beberapa pertanyaan yang terdengar sederhana dan mungkin tak ada tendensi saat disampaikan oleh kalangan non-disabilitas kepada penyandang disabilitas. Namun sejatinya pertanyaan tersebut begitu menyakitkan dan menyinggung perasaan difabel.
Mengutip Yahoo Lifestyle, berikut 10 pernyataan yang sebaiknya tidak disampaikan kepada seorang penyandang disabilitas:
1. "Bagaimana rasanya tidak melihat (bagi tunanetra), tidak dapat mendengar (bagi insan tuli), tidak dapat berjalan atau bagaimana rasanya terus duduk di atas kursi roda seharian (bagi disabilitas daksa)?"
Pertanyaan tersebut menganggap disabilitas sebagai sebuah keanehan dan kondisi yang tidak setara. Padahal, setiap orang memiliki kondisi yang berbeda dan keunikan masing-masing
2. "Senang dan bahagia melihat Anda saat ini dapat ke mana-mana sendiri dan sangat mandiri"
Pernyataan ini mencerminkan ketidaksetaraan bagi penyandang disabilitas. Padahal perlakukan terhadap penyandang disabilitas semestinya setara dengan orang pada umumnya.
3. Menjadikan aktivitas penyandang disabilitas sebagai sebuah inspirasi
Banyak yang menganggap berlebihan jika penyandang disabilitas mampu melakukan sesuatu hal yang dianggap sulit oleh kalangan non-disabilitas.
4. "Kalau mencoba melakukan ini, siapa tahu Anda dapat (melihat, mendengar atau berjalan lagi)"
Pernyataan seperti ini mencerminkan bahwa disabilitas sebagai sesuatu yang negatif, bukan keragaman fisik. Dan perlu diketahui, ada keadaan yang belum tentu dapat diubah atau tak semudah yang dipikirkan orang lain.
5. "Kalau berpikir positif, mungkin Anda kembali dapat ..."
Sama halnya dengan menyarankan untuk melakukan sesuatu, memberikan pernyataan seperti itu sama dengan menganggap kondisi disabilitas adalah seuatu yang negatif.
Selanjutnya: Mengaitkan kondisi disabilitas dengan usia dan agama
<!--more-->
6. "Anda terlalu muda untuk menjadi seorang penyandang disabilitas"
Pernyataan seperti ini bersifat menghakimi. Siapapun dapat mengalami berbagai macam kondisi, termasuk menjadi seorang penyandang disabilitas. Salah satu contoh sederhana ketika seseorang harus menghadapi penurunan kondisi fisik seiring dengan bertambahnya usia.
7. "Pasti hidup Anda sangat sulit karena menjadi disabilitas"
Berada pada kondisi disabilitas memang memerlukan usaha dan biaya ekstra dalam menjalani hidup. Meski begitu, bukan berarti penyandang disabilitas tidak bahagia dalam hidupnya.
8. "Coba lebih banyak berdoa atau mengikuti majelis keagamaan, siapa tahu Anda akan sembuh"
Pertanyaan seperti ini mencerminkan bahwa Tuhan telah salah menciptakan. Seolah Tuhan marah kepada penyandang disabilitas, sehingga mereka harus lebih rajin berdoa ketimbang kalangan non-disabilitas.
9. "Tahu tidak? Si A (teman, keluarga atau pasangan) saya juga penyandang disabilitas"
Ada lebih dari 100 juta penyandang disabilitas di dunia dan lebih dari 21,7 juta penyandang disabilitas di Indonesia. Tidak berarti menjadi seorang difabel harus tahu dan mengamini kesalahan orang lain yang punya koneksitas dengan difabel lainnya.
10. "Kursi roda atau tongkat kamu unik, boleh saya mencobanya?"
Bagaimanapun alat bantu bagi penyandang disabilitas merupakan bagian dari tubuh mereka. Tidak bisa setiap orang dapat menyentuh atau menggunakannya dengan sembarangan.