Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Jejak Muasal Partai Gelora Besutan Fahri Hamzah - Anis Matta

Setelah pensiun dari Senayan pada akhir September 2019 nanti, Fahri Hamzah menyatakan tak akan meninggalkan dunia politik.

11 September 2019 | 03.28 WIB

Ketua DPR Bambang Soesatyo (depan kanan) dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (kiri) tertawa saat melihat foto Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 28 Agustus 2018. Foto yang menunjukkan Fadli Zon yang tengah senam itu ditampilkan bersama dengan beberapa foto lain dalam pameran foto jurnalistik Warna-warni Parlemen Modern. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Perbesar
Ketua DPR Bambang Soesatyo (depan kanan) dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (kiri) tertawa saat melihat foto Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 28 Agustus 2018. Foto yang menunjukkan Fadli Zon yang tengah senam itu ditampilkan bersama dengan beberapa foto lain dalam pameran foto jurnalistik Warna-warni Parlemen Modern. TEMPO/Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah pensiun dari Senayan pada akhir September 2019 nanti, Fahri Hamzah menyatakan tak akan meninggalkan dunia politik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bersama konco-nya di PKS dulu, Anis Matta, Wakil Ketua DPR RI ini berencana membuat sebuah partai bernama Partai Gelombang Rakyat atau Partai Gelora.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak yang mengira bahwa partai ini merupakan transformasi dari organisasi kemasyarakatan Gerakan Arah Baru Indonesia atau Ormas Garbi yang juga didirikan Fahri dan Anis Matta pada 2017 silam. Nyatanya, Garbi akan tetap berdiri sebagai ormas, sementara Partai Gelora dibentuk.

Fahri menyebut, muasal rencana pembentukan Partai Gelora ini berasal dari aspirasi teman-temannya di Garbi juga. Mereka berpikir, setelah membuat ormas, apa salahnya juga mendirikan partai politik. "Lalu, muncullah ide-ide (membentuk Partai Gelora) ini. Mudah-mudahan, Oktober akan kami konkretkan di lapangan," ujar Fahri saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan pada Selasa, 10 September 2019.

Nama Gelora atau Gelombang Rakyat ini, ujar Fahri, terinsipirasi dari keinginan membangunkan kembali apa yang telah lama tertidur, yakni kejayaan bangsa. "Nah, apakah bangsa kita mampu bergelora, untuk membangun kembali apa yang lama tertidur. Dari sana nama itu muncul," ujar Fahri.

Fahri menyebut, nama itu masih belum final dan masih akan didiskusikan lagi. Kendati demikian, struktur di daerah sudah mulai terbentuk dan sudah mulai bekerja mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk membentuk partai baru ini.

Fahri akan fokus mengurusi Partai Gelora pascapensiun dari Senayan. Sebab targetnya, akhir 2019 ini, partai tersebut akan dideklarasikan. "Kalau bisa lebih cepat, lebih baik. Paling lama Desember, kan masih ada waktu tiga bulan. Doakan saja ya," ujar Fahri.

Dalam waktu dekat, Partai Gelora juga ditargetkan bisa ikut serta mendukung paslon dalam Pilkada 2020. Sebab, ujar Fahri, banyak diantara para inisiator partai ini merupakan kepala daerah inkumben atau orang yang punya peluang jadi kepala daerah.

Fahri Hamzah menyebut nama Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi dan bekas Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana sebagai calon kepala daerah inkumben atau orang yang punya peluang didukung Partai Gelora menjadi kepala daerah pada Pilkada 2020 mendatang.

Adapun Hadi Mulyadi saat ini menjabat Pembina ormas Garbi di Kalimantan Timur dan masih menjabat anggota Majelis Syuro PKS. Begitu pula Triwisaksana masih menjabat anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus