Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - John McDevitt berdiri sedekat mungkin dengan speaker yang memutar musik mengentak di klub malam tempatnya bekerja. Orang yang belum kenal biasanya heran karena John McDevitt begitu santai meski berada dekat sekali dengan speaker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
John McDevitt tidak menutup telinga atau memakai headset saat musik mengentak. Ini menjadi tanda tanya besar bagi pengunjung. "Ada saja yang bertanya kenapa saya tidak memakai headset saat memutar musik," ujar John McDevitt kepada BBC, Sabtu 26 Januari 2019.
John McDevitt adalah seorang tuli yang berprofesi sebagai disk jockey atau DJ. Kondisi tuli sejak lahir tidak membuat John menghindari musik. Sedari kecil dia diajarkan dekat dengan musik. "Musik itu bukan masalah mendengar atau tidak, melainkan cara bagaimana kita menikmatinya," ujar John.
Cara berpikir inilah yang kemudian mengantarkan John menjadi seorang DJ di sebuah klub malam di Skotlandia. John bekerja dengan cara mengenali getaran suara dari speaker dan lantai. "Karena itu, saya tidak bisa jauh dari speaker," ujar John.
DJ John McDevitt. Facebook
Lebih dari 10 tahun John McDevitt malang melintang di klub-klub malam di Skotlandia. Pria asal Arthile, Motherwell, Skotlandia ini sering ditolak manggung karena tuli. Sampai pada akhirnya sebuah klub malam bernama Groove City Radio menerimanya bekerja.
"Pertama naik panggung, saya berkeringat dan jantung berdebar-debar, saya takut orang yang mendengar tidak suka permainan musik saya," ujar John. Namun reaksi pengunjung Groove City Radio di luar dugaan. Hampir semua orang melantai bergerak mengikuti permainan musik John. Dia sadar, cara bermain musiknya berbeda dengan DJ lain, karena itu dia selalu berkomunikasi dengan pengunjung klub.
Bagian yang paling menantang bagi John McDevitt adalah ketika harus mengkombinasi berbagai lagu atau mixing Track. Sebab, da harus menyesuaikan kombinasi suara dengan tempo musiknya. "Agar timingnya pas dengan musik, tidak jarang saya harus bertepuk tangan atau mengeluarkan suara menjentikkan jari," ujar John.
John McDevitt berharap teman-teman difabel, khususnya insan tuli, jangan minder dengan kondisi mereka. John bisa membuktikan keterbatasan diri bukan penghalang untuk terus berkarya.
Artikel lainnya:
Pembukaan Asian Para Games 2018, Ada Bahasa Isyarat Asal Bali