Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT baru Komisaris Jenderal Rycko Amelza Dahniel menggantikan Boy Rafli Amar. Pelantikan Kepala BPNT akan dilakukan bersamaan dengan pelantikan Menteri Pemuda dan Olahraga baru pengganti Zainudin Amali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Minggu depan," kata Jokowi saat ditemui di KEK Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 31 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zainudin sebelumnya mundur setelah resmi menjadi Wakil Ketua Umum PSSI. Zainudin kini digantikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebagai Plt Menpora.
Sementara sejak pekan lalu, Jokowi dikabarkan telah menerima sejumlah nama yang akan menjadi Kepala BNPT. Informasi tersebut disampaikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Md.
"Sudah ada namanya di saku presiden," kata Mahfud di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 28 Maret 2023.
Kepala BNPT saat ini yaitu Boy Rafli Amar diketahui akan memasuki masa pensiun pada 1 April 2023 karena pada Maret ini genap berusia 58 tahun. Sebagai perwira tinggi Polri berpangkat Komisaris Jenderal, Boy akan mengakhiri masa dinas Kepolisian pada usia tersebut.
Komisaris Jenderal Rycko Amelza Dahniel dipromosikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris atau BNPT di gedung Rupatama Mabes Polri, Jumat, 31 Maret 2023.
“Pak Rycko akan menjabat sebagai kepala BNPT. Inshaallah akan dilantik pak Presiden,” kata As SDM Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo di Mabes Polri Jumat 31 Maret 2023.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan mengemukakan calon Kepala BNPT Boy harus memiliki kemampuan deradikalisasi paham terorisme.
"Calon Kepala BNPT ke depan dibutuhkan memiliki kemampuan dalam melakukan deradikalisasi termasuk memperlakukan mantan napi terorisme dan keluarganya agar mudah diterima masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis.
Dia mengatakan, sosok Kepala BNPT butuh koordinasi dengan Polri agar bisa saling mendukung dalam menyukseskan program deradikalisasi yang dicanangkan pemerintah.
"Masa jabatan Kepala BNPT yang kini dijabat Komjen Pol Boy Rafli Amar sudah mendesak," kata Edi Hasibuan.
Pengajar hukum tindak pidana terorisme pada Universitas Bhayangkara Jakarta ini mengaku sudah mendengar kabar Polri telah mengusulkan sejumlah jenderal polisi untuk menjadi Kepala BNPT. Usul disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.
Edi Hasibuan menilai sejumlah nama pantas menduduki jabatan Kepala BNPT, antara lain Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran, Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri Irjen Pol Marthinus Hukom dan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komjen Rycko Amelza Dahniel.
"Kami percaya Presiden sudah mengantongi satu nama yang bakal dilantik jadi Kepala BNPT," katanya.