Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Kak Seto Kunjungi Pos Pengungsian Gunung Agung di Klungkung

Ketua LPAI Seto Mulyadi mengajak anak-anak di pos pengungsian Gunung Agung, bernyanyi dan menari bersama.

1 Oktober 2017 | 21.29 WIB

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi saat menghibur anak-anak pos pengungsian Gunung Agung di Gelanggang Olahraga (GOR) Swecapura, Klungkung, 1 Oktober 2017. BRAM SETIAWAN
Perbesar
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi saat menghibur anak-anak pos pengungsian Gunung Agung di Gelanggang Olahraga (GOR) Swecapura, Klungkung, 1 Oktober 2017. BRAM SETIAWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Klungkung - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengunjungi pos pengungsian Gunung Agung di Gelanggang Olahraga (GOR) Swecapura, Klungkung, pada Minggu, 1 Oktober 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pria yang akrab disapa Kak Seto itu ikut bermain bersama anak-anak di pos pengungsian. Kak Seto mengajak anak-anak bernyanyi dan menari bersama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Anak-anak di pengungsian tetap melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka sibuk," katanya. "Anak-anak tetap tenang, semangat, gembira."

Baca juga:
Pakar ITB Memprediksi Lahar Panas Gunung Agung Mengalir ke Utara


Dalam kunjungannya itu, Seto memberikan semangat kepada anak-anak. "Tunjukkan anak-anak adalah pribadi yang tangguh, kuat, dan bisa menghadapi cobaan dengan cara-cara yang tepat," tuturnya.

Menurut Seto, peran orang tua sangat penting untuk menjaga kondisi anak-anaknya supaya tetap bersemangat. "Anak-anak akan becermin dari kondisi emosional para orang tua," ujarnya.

Di lokasi pengungsian ini, setiap sore, rutin dikunjungi perpustakaan keliling dari Gerakan Masyarakat Gemar Membaca (Gema Arca). Program dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Klungkung itu setiap hari membawa kisaran 1.000 buku.

Simak pula:
Antisipasi Bahaya Awan Panas Gunung Agung, BNPB Pasang Sirene

Kehadiran perpustakaan keliling itu pun mendapat respons positif dari anak-anak yang tinggal di pengungsian. Bahkan, orang tua juga ikut memanfaatkan fasilitas tersebut.

Di tempat pengungsian, Ni Wayan Budi Artini, terlihat asyik mewarnai gambar perabot guci, mangkuk, dan gelas. Bocah berusia 10 tahun ini mengaku tak bosan tinggal di tempat pengungsian karena banyak kegiatan.

"Ada kegiatan, juga bisa membaca buku-buku cerita," ujar Artini, pengungsi dari Dusun Telung Buana, Kecamatan Selat, Karangasem.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus