Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kata Pengamat Soal Penunjukan Muhammad Herindra sebagai Kepala BIN

Analis intelijen menilai kedekatan Herindra dengan Prabowo akan mempermudah koordinasi di antara mereka.

17 Oktober 2024 | 11.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengusulkan Letjen TNI (Purn.) Muhammad Herindra ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menggantikan Budi Gunawan. DPR menggelar rapat paripurna di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada hari ini, Kamis, 17 Oktober 2024, untuk mengesahkan pengangkatan Herindra sebagai Kepala BIN yang baru.

Analis politik dan isu intelijen Boni Hargens berpendapat penunjukan Herindra sebagai Kepala BIN yang baru adalah langkah strategis untuk memperkuat agenda pemerintahan Prabowo Subianto mendatang.

“Beliau (Herindra) seorang jenderal militer yang memiliki kompetensi dan kapabilitas memadai untuk memimpin institusi telik sandi yang menjadi koordinator dari seluruh komunitas intelijen di Indonesia,” kata Boni dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2024.

Menurut dia, pengalaman Herindra sebagai perwira tinggi militer menjadi modal besar untuk memimpin institusi BIN. Herindra, kata dia, juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Prabowo. Dia menilai kedekatan itu menjadi jaminan loyalitas yang tak diragukan lagi terhadap presiden baru sebagai end user dalam proses diseminasi informasi intelijen.

“Saya yakin, kemajuan institusi BIN yang sudah dilakukan Pak Budi Gunawan selama 8 tahun terakhir terus meningkat di tangan Kepala BIN baru,” ujarnya.

Dalam konteks dinamika global yang semakin dinamis dan konfliktual, Boni mengatakan menuntut kesiapan negara dalam merespons segala bentuk ancaman yang datang dari luar. Karena itu, BIN adalah tulang punggung dalam menjamin keamanan nasional dalam kerangka kolaborasi dan koordinasi lintas sektoral dengan institusi lain yang relevan.

Dinamika domestik juga akan cukup kompleks pada tahun-tahun yang akan datang dalam segala matra. “Intelijen adalah mata dan telinga terbaik dari negara. Deteksi dini dan cegah dini adalah tugas utama intelijen,” ucapnya.

Analis Menilai Herindra Sosok yang Tepat Memimpin BIN

Adapun analis intelijen pertahanan dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro, menilai penunjukan Herindra sebagai Kepala BIN adalah langkah yang tepat karena memiliki pengalaman militer yang cukup.

“Herindra, dengan latar belakang yang panjang di Kopassus (Komando Pasukan Khusus) dan Kementerian Pertahanan, saya kira adalah sosok yang tepat untuk mengembangkan BIN ke depan,” kata Ngasiman di Jakarta pada Rabu.

Menurut dia, seorang kepala BIN harus memiliki kemampuan dalam membaca dan merespons perkembangan lingkungan baik secara global, regional, maupun nasional. Seorang kepala BIN, kata dia, juga harus membaca arah politik dunia dan mendeteksi adanya ancaman untuk negara.

Ngasiman menilai Herindra memiliki seluruh kriteria tersebut karena telah malang melintang di dunia militer, terlebih dia merupakan mantan anggota pasukan elite Kopassus. 

Pria yang akrab disapa Simon menambahkan Herindra memiliki kedekatan dengan Prabowo lantaran telah bersama-sama memimpin Kementerian Pertahanan. Hal tersebut merupakan keuntungan bagi Herindra lantaran akan mudah berkoordinasi dengan Prabowo.

“Karena akan terjadi proses komunikasi yang lebih efektif, cepat, dan responsif dalam mengolah informasi intelijen oleh kepala negara,” ujarnya.

Proses koordinasi antara Herindra dan Prabowo harus terjalin dengan baik demi menyelesaikan beragam tantangan yang ada di depan mata BIN. Ngasiman menilai, saat ini, BIN sedang menghadapi tantangan internal dan eksternal. Secara internal, dia menilai Herindra harus memperkuat koordinasi di internal BIN demi terciptanya kinerja yang efektif dan berdampak kepada pemerintah.

“Ini supaya terjadi keberimbangan dalam melakukan analisis-analisis intelijen di dalam tubuh BIN itu sendiri,” kata Ngasiman.

Sementara dari sisi eksternal, kata dia, BIN dihadapkan pada tantangan terbesar arus teknologi informasi yang berpotensi pada terjadinya serangan siber terhadap negara. “Dengan adanya intelijen siber, diharapkan hal-hal seperti ini dapat dideteksi dan diantisipasi,” tuturnya.

Dengan adanya sinergisme antara Herindra dan Prabowo, dia yakin BIN akan dapat menghadapi seluruh tantangan tersebut.

Pilihan editor: Rencana Ma'ruf Amin setelah Purnatugas sebagai Wapres: Urus Pesantren dan Bangun PKB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus