Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kemendikbud Perbarui Model Kompetensi Guru, Ketua YGB Berbagi Cara Seru Mempelajarinya

Cara seru mempelajari model kompetensi guru terbaru menurut Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan.

6 Juli 2023 | 10.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi guru sedang berdiskusi dengan siswa sekolah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada April lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbudristek Nomor 2626 Tahun 2023 tentang Model Kompetensi Guru. Perdirjen tersebut menggantikan peraturan sebelumnya, yaitu Perdirjen Nomor 6565 Tahun 2020 tentang Model Kompetensi dalam Pengembangan Profesi Guru yang dianggap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Yayasan Guru Belajar (YGB) Bukik Setiawan menjelaskan model terbaru ini merupakan deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dari kompetensi teknis yang diperlukan dalam melaksanakan tugas profesi guru. Meski peraturan ini hanya mengikat bagi guru aparatur sipil negara (ASN), tetapi kompetensi yang terurai di dalamnya perlu dikuasai oleh seluruh guru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terdapat empat kompetensi yang ada di dalamnya yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

"ASN atau bukan, penting untuk menguasai model kompetensi guru ini, meskipun mungkin kalau non-ASN diatur dengan regulasi yang berbeda,” kata Bukik saat mengisi webinar di peluncuran Cerdas Cermat Guru pada Rabu, 5 Juli 2023.

Cara seru meningkatkan kompetensi guru

Bukik mengatakan guru seringkali belajar hanya untuk ujian. Misalnya, ketika ada panggilan untuk mengikuti Uji Kompetensi Guru oleh Kemendikbudristek. Orientasi belajar ini disebut tidak berbanding lurus dengan peningkatan kompetensi.dan guru hanya akan lupa terhadap apa yang dipelajari setelah ujian.

"Targetnya harus lolos, sendirian, rasanya menanggung beban dan belajar dengan perasaan tegang. Tidak bisa optimal. Padahal kompetensi ini sangat penting, baik untuk pembelajaran di kelas, untuk murid, maupun pengembangan karier diri,” kata Bukik.

Alih-alih terjebak dalam kebiasaan belajar seperti ini, Bukik mengungkapkan beberapa cara seru dan bermakna untuk guru mengembangkan kompetensi diri. Pertama, berbagi praktik baik yang dikaitkan dengan kompetensi guru.

Apabila biasanya guru ditantang untuk berbagi praktik baik untuk rekan sejawat, maka saat ini bisa mulai menantang diri untuk merefleksikan kompetensi atas praktik baik tersebut. Praktik baik dianalisis dengan menguraikan jenis kompetensi yang tercapai ketika melakukan praktik tersebut, level berapa, dan sub indikator yang mana.

Cara kedua adalah mengikuti pelatihan mandiri yang tersedia di berbagai platform. Salah satunya adalah Platform Merdeka Mengajar yang disediakan Kemendikbudiristek.

Ketiga, lakukan refleksi atau menilai diri sendiri dengan menganalisis kesulitan-kesulitan di kelas. Keempat, lakukan asesmen formatif bersama rekan-rekan guru satu sekolah.

Sebagai upaya untuk mendukung akselerasi peningkatan kompetensi guru, YGB pun menggelar Cerdas Cermat Guru (CCG) yang merupakan asesmen formatif. CCG pertama kali akan digelar pada Agustus mendatang dan direncanakan menjadi kegiatan tahunan.

“Kita banyak sekali kegiatan yang sifatnya pelatihan, tapi sangat sedikit berupa asesmen atau kegiatan yang mengukur dan memberikan umpan balik terhadap kompetensi tersebut. Yang sifatnya formatif ya, bukan penentuan nasib seperti ujian untuk kenaikan jabatan,” kata Bukik.

Bukik pun menegaskan CCG bukan merupakan kompetisi. Nantinya, setiap peserta akan mendapat piagam sesuai dengan level yang sudah dicapai.

Selain itu, peserta akan mendapat umpan balik untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kompetensi yang kurang sesuai standar. “Harapannya, melalui CCG, belajar untuk meningkatkan kompetensi untuk guru bisa jadi seru. Tidak ada tekanan. Tujuannya untuk murid di kelas dan pengembangan karier sang guru,” kata Bukik.

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus