Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kementerian LHK Kenalkan Kalpataru Milenial

Kementerian LHK mengenalkan program Kalpataru Milenial

10 Juli 2019 | 16.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kelompok Masyarakat Dayak IbanSungai Itik saat berkunjung ke kantor Tempo di Jakarta, 10 Juli 2019. TEMPO/Fardi Bestari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kalpataru, Bambang Supriyanto, mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meluncurkan program baru yaitu Kalpataru Milenial. Program ini diluncurkan pada 11 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kalpataru Milenial diharapkan dapat mendorong kaum milenial di seluruh tanah air untuk lebih berperan aktif pada kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan,” kata Bambang di kantor Tempo, pada 10 Juli 2019.

Penghargaan Kalpataru adalah apresiasi tertinggi yang diberikan kepada individu maupun kelompok yang dinilai berjasa dalam melestarikan dan mengelola lingkungan hidup dan kehutanan di Tanah air.

Program ini pun disambut dengan positif oleh para pemenang penghargaan Kalpataru. Mereka merasa sangat perlu untuk mengajak generasi muda untuk itu berkontribusi melestarikan lingkungan.

“Kami mengajak anak muda untuk punya aksi, kemudian mereka dengan sendirinya tertanam dalam jiwa untuk bertanggung jawab dengan lingkungan,” kata Raymondus Remang, salah satu peraih penghargaan Kalpataru asal Kalimantan Barat.

Raymondus mendapat Kalpataru karena telah melawan eksploitasi yang dilakukan perusahaan kayu, pertambangan, dan perkebunan sawit di Desa Batu Lintang, Kab. Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan 10 penerima penghargaan Kalpataru baik individu maupun kelompok. Mereka adalah Lukas Awiman Barayap (Kabupaten Manokwari, Papua Barat), Sucipto (Kabupaten Lumajang, Jawa Timur), Eliza (Kabupaten Sumbawa Barat, NTB), Nurbit (Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara), Meilinda Suriani Harefa (Kota Medan, Sumatera Utara), M. Hanif Wicaksono (Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan).

Kemudian ada juga Baso Situju (Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan), Kelompok Masyarakat Dayak Iban Menua Sungai Utik (Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat), KPHA Depati Kara Jayo Tuo Desa Rantau Kermas (Kabupaten Merangin, Jambi), dan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari (Kabupaten Badung, Bali).

FIRA PRAMESWARI 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus