Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Kerap Dianggap Sama, Disabilitas dan Difabel Ternyata Dua Makna Berbeda

Disabilitas dan difabel sering dianggap memiliki pengertian yang sama, ternyata keduanya punya makna berbeda. Apakah itu?

5 Januari 2023 | 08.25 WIB

Triyono, pendiri layanan ojek difabel, Difa Bike di Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Perbesar
Triyono, pendiri layanan ojek difabel, Difa Bike di Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah disabilitas dan difabel sudah tidak asing di telinga. Seringkali keduanya diartikan sebagai sesuatu yang sama. Padahal, baik disabilitas maupun difabel memiliki arti dan pemaknaan yang berbeda. Lantas, apa perbedaan disabilitas dan difabel?

Sejatinya, istilah disabilitas dan difabel tidak jauh berbeda. Perbedaan keduanya dapat terlihat dari penggunaan istilah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seorang pelajar yang menderita disleksia bisa disebut sebagai penyandang disabilitas, karena tidak bisa membaca dengan normal. Namun, siswa tersebut juga bisa dikatakan difabel karena kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari, seperti saat membaca buku pelajaran. Untuk lebih detailnya, berikut adalah penjelasan mengenai disabilitas dan difabel. 

Dilansir plbfipunp.ac.id, disabilitas adalah istilah yang merujuk pada kondisi ketidakmampuan seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu. Disability bukan manusia, Tu  sekolompok manusia. Dengan demikinan, penggunaan  "seorang disabilitas", atau "kaum disabilitas” adalah keliru.  

Disabilitas memiliki beberapa jenis, yaitu: 

1. Disabilitas fisik yaitu berkaitan dengan gangguan gerak sehingga penderita tidak bisa berjalan. 

2. Disabilitas sensorik, yaitu kondisi seseorang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran. 

3. Disabilitas intelektual, merujuk pada keadaan seseorang yang mengalami hilang ingatan atau gangguan dalam berpikir. 

4. Disabilitas mental berkaitan dengan kondisi seseorang yang mengalami fobia, depresi, atau gangguan kecemasan. 

Sementara difabel adalah istilah lebih halus untuk menggambarkan kondisi seseorang yang mengalami disabilitas. Dilansir pld.uin-suka.ac.id, penyebutan difabel di Indonesia digunakan pertama kali pada 1990-an yang diadaptasi dari bahasa Inggris, "differently abled"atau disingkat diffabled. Difabel termasuk kata benda karena mengacu kepada ‘manusia’-nya yaitu penyandan level fungsi jasmani dan rohani yang berbeda. Dengan demikian, penyebutan ‘kaum/kelompok disabilitas’ adalah tepat. 

Difabel juga mengacu pada kondisi penyandang disabilitas yang terbatas dalam melaksanakan kegiatan sehari-hati karena ketidakmampuan yang dimiliki. Difabel bukanlah kondisi tidak mampu, tetapi terbatas dalam melaksankan aktivitas tertentu. Kondisi seorang difabel juga bisa diperbaiki dengan alat bantu yang membuatnya jadi mampu melakukan aktivitasnya seperti semula.

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca juga: Awal Mula Penetapan Hari Disabilitas Internasional

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus