Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Rizal Ramli meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Selasa, 2 Januari 2024. Sejumlah tokoh dan pejabat menyampaikan belasungkawa, tak terkecuali Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi berharap almarhum mendapat tempat yang lapang di sisi Tuhan. "Saya mengenal almarhum sebagai seorang ekonom yang cerdas dan aktivis yang kritis karena kecintaan terhadap bangsanya," kata dia melalui akun Instagram-nya, Rabu, 3 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rizal Ramli lahir pada 10 Desember 1954 di Padang, Sumatera Barat. Rizal merupakan alumni mahasiswa teknik fisika Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dikutip dari Majalah Ganesha ITB, Rizal sempat dipenjara oleh rezim Orde Baru ketika menjadi Wakil Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) ITB pada 1976-1977. Saat itu Dema ITB banyak melakukan kegiatan krusial yang banyak mengkritik Soeharto.
Salah satunya dengan menulis Buku Putih. Buku itu berisi pandangan tentang tujuan mengubah Indonesia dari negara otoriter menjadi demokrasi. Sontak saja, terbitnya buku tersebut membuat Presiden Soeharto marah.
Setelah lulus dari ITB, dia melanjutkan studi doktoral bidang ekonomi di Boston University, Amerika Serikat, dan lulus pada 1990. Sepulang dari Amerika, dia ditunjuk oleh Presiden Abdurrahman Wahid menjadi Kepala Bulog pada 2000.
Meski hanya memimpin Bulog selama 15 bulan, ia berhasil membawa keuntungan bagi Bulog. Rizal berhasil memberikan terobosan yang mendongkrak nilai perekonomian Bulog hanya dalam kurun waktu enam bulan.
Lalu, pada Agustus 2000, dia diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Setahun kemudian, dia ditunjuk menjadi Menteri Keuangan sebelum kemudian digantikan oleh Budiono. Pada 2015, Jokowi menunjuknya menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.