Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kronologi Dua Mahasiswa Unpad Tewas Tersambar Petir di Gunung Manglayang

Mahasiswa Unpad itu kemudian mendirikan tenda, membuat api unggun, dan memasak makanan. Saat istirahat sekitar pukul 18.00, hujan mulai turun.

25 Februari 2024 | 19.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi hujan petir. nydailynews.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Dua mahasiswa Fakultas Teknologi Geologi Universitas Padjadjaran atau FTG Unpad tewas akibat sambaran petir saat berkemah di Batu Kuda, Gunung Manglayang, pada Jumat malam, 23 Februari 2024. Menurut Wakil Dekan Sumberdaya dan Organisasi FTG Unpad Cipta Endyana, ada tiga mahasiswa yang menjadi korban sambaran petir. “Seorang mahasiswa lagi masih dirawat di rumah sakit,” katanya Ahad, 25 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FTG Unpad menyatakan kehilangan dua orang mahasiswanya dalam kejadian tragis saat mereka melakukan kemping mandiri di daerah Batu Kuda, Gunung Manglayang. Kedua mahasiswa yang meninggal itu adalah Mitzelion Rayi Adimastya Putra angkatan 2021, dan Bangkit Alyuda Prasetyo angkatan 2022. “Mereka meninggal dunia karena tersambar petir pada hari Jumat malam tanggal 23 Februari 2024,” ujar Cipta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat itu mereka kemping bersama beberapa teman sefakultas di lokasi perkemahan Batu Kuda di kaki Gunung Manglayang, daerah Cibiru Wetan, Cileunyi, Kabupaten Bandung. Menurut teman korban yang ikut acara itu, Azisya Chantika Marton, mahasiswa angkatan 2021, mereka berangkat sekitar pukul 16.30 dan tiba di lokasi setengah jam kemudian.

Mereka kemudian mendirikan tenda, membuat api unggun, dan memasak makanan. Saat istirahat sekitar pukul 18.00, hujan mulai turun. Mereka lantas memutuskan untuk pindah tempat ke lokasi perkemahan di Batu Kuda. Saat itu tiba-tiba langit terang dan petir menyambar hingga memadamkan api unggun.

Mitzelion Rayi Adimastya Putra dan Bangkit Alyuda Prasetyo terlihat sudah terbaring. Sedangkan seorang korban lain, yaitu Adinda seketika menjerit. “Katanya kakinya kena sambaran petir jadi tidak bisa dirasakan,” ujar Cipta.

Rekan mereka yang selamat dari sambaran petir segera mencari pertolongan ke bawah dan mengevakuasi korban dengan tandu. “Setelah kejadian tersebut teman-temannya langsung membawa ketiga korban tersebut ke Rumah Sakit AMC,” kata Cipta. 

Setibanya di rumah sakit, Mitzelion dan Bangkit, dinyatakan sudah meninggal, sedangkan Adinda mendapatkan perawatan intensif.

Pihak fakultas mendapat kabar itu pada Sabtu dinihari, 24 Februari 2024. Beberapa dosen meluncur ke rumah sakit, juga keluarga korban. Jenazah Mitzelion dibawa ke Cibubur untuk di makamkan. Sementara jenazah Bangkit diterbangkan ke Padang pada Ahad 25 Februari 2024 pukul 07.00 WIB. 

Cipta mengatakan pihak fakultas berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya penyelamatan dan pemulihan korban mahasiswa. “Kami juga mengingatkan semua orang akan pentingnya keselamatan dalam kegiatan di alam terbuka dan pentingnya memperhatikan kondisi cuaca,” ujar Cipta.

Amirullah

Amirullah

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus