Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
06.30: Para pengacara mulai berdatangan ke Jalan Cendana. Mereka berkumpul di ruang tamu bersama Soeharto dan beberapa putra-putri.
07.10: Soeharto dan tim pengacara berangkat, dilepas oleh Tutut, Titik, Mamiek, Halimah, Sigit, dan Tommy dengan ciuman tangan. Anak-anak perempuan berkali-kali bicara pada pengacara, "Titip bapak, ya" dan "Hati-hati, ya, Pak".
07.22: Soeharto tiba di Gedung Kejaksaan Tinggi Jakarta disambut oleh Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Umum Ramelan, JAM Pidsus Antonius Sujata, dan Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen Syamsu Djalaludin. Ia dipersilakan masuk ke ruangan rapat Kejati. Di ruangan itu hanya ada papan kilap (white board) dan komputer. Tak ada lambang negara dan gambar Presiden Habibie. Di hadapan tiap orang terhidang Aqua dan sepiring makanan berisi pastel, kroket, dan sus coklat. Ketika dipersilakan, Soeharto hanya bilang terima kasih dan mengatakan bahwa ia sedang berpuasa.
Pemeriksaan dimulai. Setelah Soeharto menyatakan siap diperiksa, Anton menanyakan identitasnya. Saat ditanya soal pekerjaan, Soeharto sempat bingung, "Apa ya? Purnawirawan saja deh". Seisi ruangan tertawa. Pengacara Assegaf melakukan dua kali interupsi. Akhirnya disepakati hasil pemeriksaan akan dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP) tapi sifatnya tidak pro-yustisi. Artinya, belum ada status apa pun. Mengenai interupsi soal laporan masyarakat kepada Kejaksaan, Anton menjawab, karena ini masih dalam taraf dugaan, maka sebagaimana diatur dalam UU Antikorupsi, nama pelapor tak perlu disebutkan atau harus dilindungi.
07.30: Sesi pertanyaan pertama dimulai, soal mobil nasional (mobnas). Anton mempersilakan Ramelan mengajukan pertanyaan tentang tujuan keppres dan inpres soal mobnas. Seluruhnya ada 18 pertanyaan. Suasana tegang dan sangat formal. Di awal, Anton memanggil Soeharto dengan sebutan "saudara". Namun, setelah tiga pertanyaan, ia memanggil "bapak".
8.45: Istirahat selama 15 menit, tapi molor menjadi 30 menit. Soeharto sempat ke kamar kecil, kemudian berdiskusi dengan pengacaranya. Assegaf bernostalgia dengan teman lamanya, Anton Sujata. Saat membicarakan soal sop tengkleng, Soeharto menimpali bahwa ia tahu sop tengkleng yang enak di Solo. Semua tertawa. Suasana mulai mencair.
9.15: Sesi kedua dimulai, tentang yayasan. Ada 11 pertanyaan. Sebelum masuk ke pertanyaan pertama, Soeharto mohon izin untuk menjelaskan latar belakang yayasan-yayasan tersebut. Ia mulai dengan Yayasan Trikora, dilanjutkan dengan yayasan yang lain.
10.30: Istirahat yang semula 15 menit, molor menjadi 25 menit karena Soeharto lama berkonsultasi dengan tim pengacaranya. Ia kembali ke kamar kecil.
10.55: Sesi terakhir dimulai, tentang "penyimpangan-penyimpangan lain". Walau terjadi kompromi bahwa Soeharto boleh tak menjawab pertanyaan yang tidak diketahuinya, nyatanya, sembilan pertanyaan soal deposito atas nama pribadi, aset tanah, Tapos, TMII, dan Museum Purna Bhakti Pertiwi dijawab dengan lancar.
11.30: Pemeriksaan selesai. Anton berujar, "Pemeriksaan kami anggap cukup dan akan kami klarifikasikan dulu. Kalau diperlukan keterangan lebih lanjut, Kejaksaan akan memanggil Saudara." Soeharto sempat ke kamar kecil sebelum bertanya tentang keadaan di luar. Para pengacara bilang banyak sekali wartawan di luar. Soeharto hanya tersenyum, soalnya sejak tadi suara teriakan para wartawan terdengar sampai ke ruangan. Beliau sempat bertanya kepada tim pengacara, cara menghadapi wartawan. Selama sekitar dua menit, Soeharto berbicara kepada pers bahwa ia siap dipanggil lagi jika diperlukan. Ketika menyebutkan nama-nama pengacaranya, ia membacanya dari secarik kertas yang diambil dari kantong celananya. Sesudah itu, ia langsung masuk ke jip Mercy biru dengan nomor polisi B 1071 AA menuju Jalan Cendana.
12.00: Rombongan tiba di Cendana disambut oleh anak menantu dengan formasi seperti tadi pagi. Semua berkumpul dalam suasana santai membahas soal pemeriksaan tadi. Soeharto menanyakan tentang penjelasannya. Setelah itu ia pamit untuk istirahat.
Andari Karina Anom
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo