Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kursi Plt Ketua Umum PPP Mardiono Mulai Digoyang

Kepemimpinan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono mulai digoyang. Kelompok yang menamakan diri FKKB meminta dia mundur dari jabatannya.

15 Juni 2024 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah massa dari Front Kader Ka'bah Bersatu (FKKB), menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Menteng, Jakarta Pusat, 14 Juni 2024. Mereka menuntut Plt. Ketua Umum PPP Mardiono untuk mengundurkan diri, karena dinilai gagal mengantarkan Ka'bah ke Senayan di Pemilu 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepemimpinan Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan atau PPP Muhammad Mardiono mulai digoyang. Kelompok yang menamakan diri Front Kader Ka'bah bersatu (FKKB) pada Jumat, 14 Juni 2024 menggelar unjuk rasa di depan kantor PPP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakata Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Front ini meminta Mardiono lengser dari kursi Plt Ketua Umum. Koordinator FKBB Muchbari mengatakan permintaan mundur ke Mardiono bukan hanya karena gagal membawa PPP ke Senayan, tapi karena sikapnya yang justru menyalahkan kader partai yang telah berjuang di Pemilu 2024 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami heran kenapa Mardiono ingin mempertahankan posisinya dengan semua cara. Padahal ia sudah gagal dan dengan angkuhnya menganggap tidak pernah gagal," kata tokoh Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Jakarta itu, Jumat, 14 Juni 2024.

Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) GPK Adrian Azhari Akbar Harahap menambahkan, aksi yang dilakukan FKKB untuk mendesak Mardiono mau mundur dari jabatannya. Kritik itu, jelas Adrian, bersumber pada kegagalan PPP menuju Senayan.

Lebih lanjut, Adrian turut menyinggung soal arah politik Mardiono yang membuat PPP mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud Md, bukan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) lalu. 

"Kegagalan beliau itu di proses pileg dan salah pilih di urusan koalisi pilpres. Di tingkat bawah semua permintaan (dukungan)banyaknya ke Anies," ujarnya. 

Setelah menjadi partai penghuni tetap gedung DPR sejak Pemilu era Orde Baru, PPP baru kali ini gagal masuk ke parlemen. Partai Ka'bah berdasarkan penetapan resmi Komisi Pemilihan Umum atau KPU hanya meraup 3,8 persen suara di pemilihan legislatif. Partai ini tak lolos ambang batas parlemen yang ditetapkan yaitu 4 persen.

Usaha PPP untuk masuk parlemen dilakukan dengan cara melakukan gugatan sengketa Pileg ke Mahkamah Konstitui. Sayang gugatan-gugatan yang mereka ajukan kandas. Hakim konstitusi tidak menerima gugatan yang mereka ajukan.

Sebelumnya, Adrian Azhari mengunggah video berisikan pidato Mardiono yang kemudian viral di media sosial. Dalam video tersebut, Mardiono seperti mengelak jika dia yang salah karena PPP gagal ke senayan.

"Loh saya bukan pelaku kok
Yang pelaku Bapak-Ibu sekalian
Yang berhasil kita semua
Yang gagal kita semua
Saya nggak nyalon DPR RI
Saya nggak nyalon DPRD
Saya nggak nyalon Bupati
Jadi kalau dibilang Mardiono gagal
Yang mana yang gagal?" ucap Mardiono dalam video tersebut.

Juru Bicara Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPP Donnie Tokan membenarkan bahwa pidato itu disampaikan pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PPP pada Kamis, 6 Juni lalu. Dia mengatakan bahwa potongan video bernada negatif itu tidak menjelaskan konteks utuh dari apa yang sebenarnya disampaikan Mardiono. 

Donnie mengklaim dalam video itu Mardiono hanya sedang memberikan motivasi kepada para kader. "Ketum memberi motivasi kepada para pimpinan wilayah, bentuk motivasi bisa bermacam-macam cara. Ini video tidak lengkap," kata Donnie dalam pesan tertulisnya kepada Tempo melalui aplikasi Whatsapp, Senin, 10 Juni 2024.

SAVERO ARISTIA WIENANTO | MARTIN YOGI PARDAMEAN

 

Savero Aristia Wienanto

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus