Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Lagi-lagi Prabowo Ungkit Soal Nilai 11 dari 100, Kenapa?

Prabowo ungkit kembali nilai 11 dari 100 yang diberikan Anies Baswedan saat debat capres, sebelumnya di Kongres PAN, terakhir di Apel Kader Gerindra.

2 September 2024 | 17.19 WIB

Presiden Terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan pidato politik saat Apel Kader Partai Gerindra di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu, 31 Agustus 2024. Dalam kegiatan tersebut, beberapa tokoh partai dan menteri terlihat hadir, di antaranya Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, Menparekraf Sandiaga Uno, Menkes Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, serta sejumlah pemimpin dan petinggi partai politik lainnya. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Perbesar
Presiden Terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan pidato politik saat Apel Kader Partai Gerindra di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu, 31 Agustus 2024. Dalam kegiatan tersebut, beberapa tokoh partai dan menteri terlihat hadir, di antaranya Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto, Menparekraf Sandiaga Uno, Menkes Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, serta sejumlah pemimpin dan petinggi partai politik lainnya. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengungkit kembali nilai 11 dari 100 yang diberikan Anies Baswedan saat menyampaikan pidatonya pada kegiatan Apel Kader Gerindra dan Rapimnas Partai Gerindra di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 31 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Meskipun berkali-kali ia menyebut tak ada dendam dan tidak sakit hati dengan nilai yang diberikan Anies Baswedan saat debat capres pada Pilpres 2024 lalu, tapi dalam berbagai kesempatan, masih saja ia mengungkitnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi, kalau akhir-akhir ini ada yang, apa ya, omon-omon (istilah khas Prabowo untuk menyebut 'omong-omong') nggak enak lagi...," kata Prabowo sambil terlihat menahan diri untuk tidak melanjutkan kata-katanya.

"Udah... udah..., sekarang tidak boleh nyindir-nyindir lagi. Jangan ada yang nyebut angka 11 ya. Jangan. Jangan! Nggak boleh, nggak boleh," kata Prabowo, disambut tepuk tangan seisi stadion.

Sebelumnya, pada acara penutupan Kongres ke-6 Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Kempinski, Jakarta, pada Sabtu, 24 Agustus 2024.

Mulanya dalam pidatonya Prabowo bercerita dalam perjalanan sejarahnya Indonesia selalu diganggu oleh kekuatan asing yang membuat masyarakatnya terpecah belah. Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap rukun dan damai.

“Rakyat kita butuh golongan elite yang bisa rukun, bisa bersatu bukan selalu mencari-mencari kesalahan. Semua tokoh atau pemipin pasti ada kesalahan," kata Prabowo di sambut riuh kader PAN.

Menteri Pertahan itu mengklaim dirinya mengetahui kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat oleh para tokoh. “Mau buka-bukaan? Hah? mau?" tanya Prabowo. “Jangan, karena kita ini ingin yang terbaik. Rayat butuh ketenangan, rakyat butuh kedamaian, rakyat butuh kerukunan, rakyat butuh pemimpin-pemimpinnya bekerja sama,” kata dia.

Prabowo kemudian menyinggung ciri pemimpin yang baik, yakni seorang pejuang yang harus berani dan tidak memiliki dendam. Ia kemudian mengungkit nilai 11 dari 100. Meski tidak menyebut nama, diketahui nilai 11 itu diberikan oleh Anies Baswedan kepadanya saat debat calon presiden 2024 pada Ahad, 7 Januari 2024 di Istora Senayan.

“Jadi, saya enggak ada masalah. Saya diberi nilai 11, enggak apa-apa. Sungguh, karena rakyat saya memberi nilai saya 58,58 persen,” ujar dia.

Sebelumnya, dalam dalam acara debat capres di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat pada Ahad lalu, 7 Januari 2024 melalui sesi saling bertanya antar capres, Anies mulanya meminta Ganjar memberi nilai terhadap kinerja Kemenhan yang dipimpin Prabowo. "Pertanyaan, berapa skor Kemhan dari Bapak?" tanya Anies ke Ganjar.

“Lima juga,” kata Ganjar singkat.

Ganjar menyebut nilai itu dia berikan karena dirinya memiliki data kinerja Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Ganjar juga menyatakan, ia melihat tidak ada perencanaan dari bawah yang dibuat Kemenhan soal pembelian alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Dia menilai, banyak pengadaan Alutsista di Kementerian Pertahanan yang tak sesuai dengan kebutuhan ketiga matra di TNI.

Setelah itu, Ganjar Pranowo balik mengajukan pertanyaan kepada Anies Baswedan soal penilaiannya terhadap kinerja Kementerian Pertahanan. "Mas Anies enggak usah takut sebut saja angka berapa. Seperti saya, sebut aja," kata Ganjar.

"11 dari 100," kata Anies, menjawab.

Anies menyampaikan kinerja Kemenhan tak optimal karena banyak kebijakan yang dianggapnya belum memihak pada prajurit TNI serta mengkritisi langkah pembelian alutsista bekas.

Anies mengatakan bahwa kesejahteraan prajurit TNI lebih baik di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketimbang kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hal ini karena saat itu kenaikan gaji prajurit TNI terjadi sembilan kali.

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI  AISYAH AMIRA WAKANG | AMELIA RAHIMA | ADIL AL HASAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus