Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Lewat Huruf Juga Mulut

Fmipa-unair, surabaya, mengadakan lomba seminar. diikuti pelbagai smta di surabaya. pemenangnya sma mujahidin makalahnya, cara menghitung perkalian dengan pembagian dan penjumlahan. (pdk)

30 Agustus 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGIAN mana dari cabe yang paling pedas?" Sungguh, ini bukan tebakan iseng. Tapi salah satu judul makalah yang disajikan dalam Lomba Seminar tahun lalu di Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Airlangga Surabaya. Pertengahan Agustus ini, fakultas tersebut mengadakannya lagi untuk kedua kalinya bagi siswa-siswa SMTA. Sehari hingga malam lomba seminar berlangsung. Dua puluh lima judul disajikan pada acara yang sebenarnya merupakan bagian dan dies natalis keempat fakultas itu. Jumlah tadi merupakan hasil seleksi dari 54 makalah yang terkumpul, yang dibuat oleh 236 siswa dari berbagai SMTA di Surabaya. Cukup ramai dan, tentu, memenuhi harapan panitia: seperti dikatakan oleh Yusuf Syah, ketuanya, "memang ingin mempromosikan fakultas." Pada 1984, salah satu SMA swasta di Surabaya mencoba mengadakan acara itu, yang lalu disusul oleh FMIPA Universitas Airlangga. Ketika itu hanya terdapat 29 makalah yang diikutsertakan, yang ternyata tahun ini menjadi hampir dua kali lipat. Berseragam sekolah dengan lambang OSIS di dada kiri, tingkah dua-tigsiswa yang maju ke depan corong memang menarik perhatian. Beberapa orang tampak gemetaran, dengan mulut terkunci. Yang lain malah sempat berang pada hadirin yang pertanyaannya dianggap melenceng dari pokok persoalan. "Lho, kok tanyanya begitu?" Tapi gemetar atau berang, mereka punya kesempatan sama. Setiap peserta mempunyai kesempatan menyampaikan makalahnya dan sekaligus berdiskusi dengan hadirin selama 15 menit. Lalu menjawab pertanyaan tim juri selama 5 menit. Hasilnya, SMA-SMA yang tahun lalu masuk nominasi, kini banyak yang mengulangnya. Misalnya SMA Mujahidin yang kali ini malah meraih urutan pertama dengan makalahnya yang berjudul "Cara Menghitung Perkalian dengan Pembagian dan Penjumlahan." Menurut Lily Ratna, salah satu juri, makalah yang diolah di meja itu tidak istimewa. Tapi tim pesertanya mampu menyajikannya secara bagus. Beberapa peserta lain tak cuma bekerja di meja, tapi menggunakan laboratorium. Di antaranya adalah SMA Negeri V Surabaya, yang menyusun "Penggunaan Kembang Sepatu sebagai Obat Bronchitis". Idenya dari Danny, 15, yang samar-samar ingat: konon kembang sepatu bisa menjadi obat bronkitis. Dari kata 'konon' itulah penelitian dilakukan. Bakteri jenis coccus dari dahak bronkitis ditetesi dengan perasan kembang sepatu. Lima hari berikutnya, bakteri itu sudah mati. Dan menurut Danny dan kawan-kawannya yang mengutip buku Tumbuhan Obat karangan T. Tampubolon sebagai literatur, kematian bakteri itu disebabkan oleh hibiscetin yang ada pada kembang sepatu itu. Untuk jerih payah itu, mereka menjadi juara tiga. Secara menyeluruh, menurut Ami Suwandi -- ketua tim juri -- makalah peserta lomba masih miskin literatur. Malah ada peserta yang tak mampu menjelaskan suatu teori dari buku teks yang dikutipnya. "Barangkali itu selera gurunya," kata Lily. Ada juga peserta yang tanpa melakukan penelurusan pustaka sama sekali. Penyusunan makalah itu mendapat nilai 40 persen dari juri. Sisanya dinilai dari kemampuan peserta menyajikannya dalam seminar. Tak jauh berbeda dengan penilaian Lomba Diskusi Ilmiah Mahasiswa Kimia se-Indonesia yang diselenggarakan oleh UI, dua tahun lalu. Selain nilai makalah, ketangkasan berdebat pun menentukan nilai (TEMPO, 11 Februari 1984). Juga dengan lomba debat antar-SMA di SMA Pangudi Luhur, Jakarta, yang menurut para juri, para peserta ternyata "ahli bicara yang bukan main", (TEMPO, 5 Maret 1983). Tentang manfaat lomba seminar ini, Danny, Luhur, dan Endang -- ketiganya peserta -- serempak menjawab, "Pokoknya enggak mungkin kami kelak bikin skripsi jiplakan." Zaim Uchrowi Laporan Saiff Bakham (Surabaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus