Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Makin Ciut, Diancam Mutu

Getah karet di Kalimantan Selatan semakin menciut, akibatnya beberapa pabrik crumb-rubber dan karyawannya terancam. Dilain pihak ada indikasi kuat telah terjadi manipulasi mutu karet yang diekspor.(dh)

7 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKALI ini soal karet di Propinsi Kalimantan Selatan. Paling kurang ada 2 masalah yang sedang dihadapi para pemilik pabrik getah di daerah ini. Pertama, jumlah getah semakin ciut. Ini akan berakibat 9 buah pabrik crumbrubber yang ada terancam. Malahan sekarang saja sudah ada pabrik yang mengurangi produksinya di bawah izin yang diberikan. Menurut drs. U. Tarigan dari Gapkindo (Gabungan Produsen Karet Indonesia) Kalimantan Selatan, produksi getah daerah ini di tahun 1969 masih 46.000 ton lebih. Sekarang, kata Tarigan, sekitar 21.000 ton. Dengan kata lain, setiap tahun produksi turun sekitar 4,4%. Padahal di lain pihak kapasitas lisensi crumb-rubber daerah ini 37.000 ton pertahun dengan produksi nyata 36.000 ton. Pengurangan jumlah tenaga kerja, adalah kekhawatiran utama dari keadaan serupa itu. Dari 9 pabrik crumb-rubber tadi, tercatat kurang lebih 3.000 tenaga kerja. Untuk waktu sekarang memang belum ada buruh yang diberhentikan. "Tapi 4 atau 5 tahun akan datang jika produksi terus turun, hal ini tak dapat dihindari" ucap Tarigan. Karena itu pihak Gapkindo daerah ini pagi-pagi sudah mengingatkan pihak Pemda Kalimantan Selatan agar memperhatikan peremajaan pohon-pohon karet. Sebab, "pola peremajaan karet selama ini agak salah arah" sebagaimana diungkapkan seorang anggota Gapkindo mengutip ucapan seorang anggota pengurus pusatnya. Dicontohkannya, pemerintah dalam soal peremajaan ini lebih menaruh perhatian pada kebun-kebun negara, bukan rakyat. Manipulasi Kwalitas Masalah kedua, "ada indikasi kuat telah terjadi manipulasi mutu karet yang di ekspor" begitu dikatakan drs. Asmadji, Sekretaris Gapkindo Kalimantan Selatan. Yaitu dengan mencampurkan karet mutu rendah dengan RSS IV yang diekspor. Asmadji menunjuk data ekspor RSS IV yang kian melonjak semenjak pemerintah pada 1977 melarang ekspor karet RSS mutu rendah. Menurut Asmadji 1971 ekspor RSS IV hanya sekitar 5.000 ton, tahun berikutnya turun jadi 3 .500 ton. Tapi 1977 meningkat jadi 6.000 ton lebih dan semester pertama tahun ini sudah mencapai 4.000 ton lebih. Kalangan Gapkindo daerah ini menilai kenaikan ekspor RSS IV itu sebagai tak masuk akal jika tanpa permainan mutu. Karena itu kenaikan jumlah ekspor RSS IV bukan hal yang menggembirakan kalangan perkaretan daerah ini. Menurut Tarigan, permainan mutu itu bisa merusak nama baik karet Kalimantan Selatan di pasaran internasional. Apalagi karena pihak pembeli tak peduli karet itu berasal dari anggota Gapkindo atau bukan. Menurut Tarigan mungkin juga pemalsuan kwalitas itu dilakukan pengusaha musiman yang bila harga sedang baik saja ramai-ramai berdagang karet. Untuk mengatasi hal itulah pihak Gapkindo menyarankan agar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan membentuk tim penilai mutu RSS yang diekspor melalui Pelabuhan Banjarmasin. Tarigan mengusulkan agar tim itu kelak terdiri dari unsur bea cukai, Kanwil Deperdagkop, Pemda Tingkat I dan Gapkindo sendiri. Pihak Pemda Kalimantan Selatan belum memberi tanggapan apaapa soal itu. Menurut Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan, tahun 1969 luas kebun karet di daerah ini tercatat 87.000 ha. Tapi tahun 1977 hanya tinggal 61.000 ha. Inipun masih dibagi "yang produktif 73%, non produktif 10% dan yang produktif non ekonomis 17% seperti dituturkan drs. Asmadji. Jika tanpa peremajaan, diperkirakan paling lama sesudah 20 tahun lagi Kalimantan Selatan tak akan menghasilkan getah karet lagi. Maka akan hilanglah riwayat daerah ini sebagai penghasil karet penting selama ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus