Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Lobi Mertua Calon Panglima

Dua Kepala Staf TNI bermanuver untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto. Keterpilihan Andika Perkasa dipengaruhi usia pensiun yang tinggal satu tahun. Yudo Margono terganjal peristiwa tenggelamnya Nanggala-402.

12 Juni 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kedua kanan) bersama Jenderal TNI Andika Perkasa (kiri), KASAL Laksamana TNI Yudo Margono (kedua kiri) di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Oktober 2020. ANTARA/Aprillio Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • A.M. Hendropriyono disebut melobi Istana agar Jenderal Andika Perkasa bisa menjadi Panglima TNI.

  • Andika Perkasa memperkuat tim komunikasi Angkatan Darat yang menyiarkan aktivitasnya.

  • Yudo Margono mendekati para seniornya dan meminta restu menjadi Panglima TNI.

DATANG pagi hari ke Istana Negara pada Jumat, 7 Mei lalu, Abdullah Mahmud Hendropriyono dan istrinya kompak mengenakan batik berwarna dominan hitam karya desainer Ferry Sunarto. Sahibulbait, Presiden Joko Widodo, mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Sambil mengenakan masker, ketiganya berbincang di salah satu ruangan di Istana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertemuan itu terekam dalam akun Instagram milik anggota staf khusus Presiden, Diaz Faisal Malik Hendropriyono, putra mantan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia tersebut. Hari itu Hendropriyono, yang juga mantan Kepala Badan Intelijen Negara, berulang tahun ke-76. “Hanya silaturahmi karena saat itu Pak Hendropriyono sedang berulang tahun,” kata tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, kepada Tempo, Jumat, 11 Juni lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hendropriyono adalah salah satu purnawirawan yang mendukung Jokowi dalam dua pemilihan presiden. Penasihat tim transisi Jokowi-Jusuf Kalla pada 2014 itu kerap bertandang ke Istana. Pada Agustus 2019, misalnya, Hendro juga bertemu dengan Jokowi. Saat itu, Hendro mengatakan pertemuan tersebut salah satunya membahas mobil Esemka. “Sebagai sahabat, kami bertukar pikiran,” ucap Hendropriyono.

Tiga purnawirawan yang mengetahui pertemuan Hendropriyono dan Jokowi bercerita, ada lobi yang dilancarkan mantan Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta itu dalam suatu pertemuan dengan Jokowi. Menurut ketiganya, Hendro pernah menyampaikan kondisi politik terbaru kepada Presiden. Setelah itu, dia mendorong Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa untuk menjadi Panglima TNI.

Andika adalah menantu Hendropriyono yang menikah dengan putrinya, Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati. Adapun Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan pensiun pada awal November mendatang. Orang dekat Hendropriyono mengatakan Andika diharapkan bisa segera menggantikan Hadi agar masa jabatannya bisa lebih panjang. Mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden itu akan pensiun pada Desember 2022.

Tiga purnawirawan yang sama bercerita, Hendropriyono juga melancarkan lobi kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut adalah junior Hendropriyono di Akademi Militer dan Komando Pasukan Khusus. Menjelang pergantian Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono pada November 2018, Luhut disebut-sebut ikut mendorong nama Andika kepada Presiden Jokowi.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa (kedua kiri) bersama Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono bersiap mengikuti rapat dengar pendapat, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Mei 2021. ANTARA/Hafidz Mubarak A

Dalam satu pertemuan dengan para juniornya, Luhut tak secara gamblang menyatakan ikut memberikan masukan kepada Presiden tentang calon Panglima TNI. Mantan Kepala Dinas Penerangan TNI, Laksamana Muda Purnawirawan Iskandar Sitompul, yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan Luhut menyerahkan keputusan soal suksesor Hadi kepada Presiden. “Sebagai pembantu presiden, beliau bilang kalau diminta masukan akan memberikan,” kata Iskandar, yang juga mantan juru bicara Cakra-19, tim yang dibentuk Luhut untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam pemilihan presiden 2019.

Penasihat Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi bidang pertahanan dan keamanan, Laksamana Purnawirawan Marsetio, mengatakan belum mendapat informasi soal pertemuan antara Hendropriyono dan Luhut. “Itu kan hak prerogatif presiden,” ujar Marsetio. Menurut dia, semua kepala staf dari tiga matra berpeluang menjadi Panglima TNI karena kinerja yang baik.

Selain Andika Perkasa, dua kepala staf lain yang berpotensi menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo. Keduanya lulusan tahun 1988. Yudo dan Andika disebut-sebut menjadi calon kuat untuk memegang tongkat komando TNI. Adapun peluang Fadjar menggantikan Hadi dinilai tak terlalu besar karena sama-sama berasal dari Angkatan Udara.

Sejumlah anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat yang ditemui Tempo mengatakan, menjelang pergantian Panglima TNI, Andika Perkasa kerap berkomunikasi dengan para politikus Senayan—lokasi gedung DPR di Jakarta. Terutama para legislator yang berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Anggota Komisi Pertahanan dari PDIP, Effendi Muara Sakti Simbolon, membenarkan jika disebut sering berhubungan dengan Andika secara tatap muka atau daring. Namun dia membantah komunikasi itu terkait dengan pergantian Panglima TNI. “Saya juga kerap berkomunikasi dengan kepala staf lain,” tuturnya.

Effendi menilai peluang Andika menjadi Panglima TNI cukup besar. Dalam sebuah pertemuan, ia menyebut Andika sebagai “panglima yang baik hati”. Menurut Effendi, Andika hanya tertawa mendengar guyonan itu. Sekalipun condong ke Andika, Effendi mengatakan para kepala staf yang lain berpeluang sama menduduki kursi panglima. Effendi mengklaim Andika tak memiliki ambisi politik. Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu menyatakan akan membuka klinik kesehatan setelah pensiun. Klinik itu akan diurus oleh anaknya yang berprofesi sebagai dokter.

Ihwal peran mertua Andika, Effendi mengaku pernah bertemu dengan A.M. Hendropriyono. “Beliau bilang tidak ikut campur. Katanya, ‘Mana bisa kita atur presiden?’,” ujarnya. Dalam keterangannya kepada wartawan, Hendropriyono pada Senin, 14 Juni lalu, Hendropriyono menyatakan tak pernah melobi Jokowi agar Andika bisa menjadi Panglima TNI. "Saya tidak pernah begitu hina mau nyosor meminta-minta jabatan. Tidak untuk menantu, anak, apalagi untuk saya sendiri. Tidak pernah," kata Hendro.

Dia pun menyatakan kedatangannya pada 7 Mei lalu berkaitan dengan ulang tahunnya yang ke-76. "Sebagai presiden, tidak mungkin beliau yang datang ke rumah saya. Silaturahmi sebagai dua sahabat adalah hal yang biasa," katanya. Adapun Andika Perkasa ogah berkomentar ketika ditanyai soal kursi panglima. “Itu bukan kewenangan saya,” ucapnya kepada Tempo pada Jumat, 11 Juni lalu. Dia juga mengaku tak pernah membicarakan isu pergantian panglima dengan mertuanya.

Seorang sumber yang mengetahui manuver Andika bercerita, mantan Panglima Komando Daerah Militer Tanjungpura itu memperkuat tim komunikasi Angkatan Darat. Tugasnya adalah menyebarkan informasi, baik berupa foto maupun video, mengenai aktivitas Kepala Staf Angkatan Darat. Pada 28 April lalu, misalnya, akun YouTube TNI Angkatan Darat menampilkan video pembagian 547 unit kendaraan dinas baru untuk anak buahnya, terdiri atas 309 mobil dan 238 sepeda motor.

Melalui kanal YouTube TNI Angkatan Darat, Andika juga pernah melakukan siaran langsung ketika berkunjung ke Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat di Bandung pada 11 Juli 2020. Saat itu, ratusan prajurit di sana positif Covid-19. Sumber yang sama menyebutkan Andika memiliki tim media di luar Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigadir Jenderal Tatang Subrana enggan menjawab pertanyaan Tempo. “Nanti saja, ya,” katanya.

Penasihat senior Kantor Staf Presiden, Andi Widjajanto, mengatakan langkah Andika Perkasa yang aktif menyiarkan kinerjanya di media sosial bisa dinilai sebagai upaya menjadi Panglima TNI. Meski begitu, Andi menilai kepercayaan Presiden kepada Andika tak hanya di media sosial, tapi memang karena kinerja Andika baik. “Pak Andika memiliki pemahaman konsep akademik militer yang kuat,” ujar analis utama politik dan keamanan Laboratorium Indonesia 2045 ini.

Dia mencontohkan, ketika menjabat Komandan Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan TNI, Andika berhasil merapikan sejumlah doktrin yang kini berlaku sehingga Angkatan Darat terlihat makin rapi dan tertata. Adapun doktrin merupakan pedoman bagi prajurit dalam menjalankan tugas pokok. 

Meski begitu, Andi menilai peluang Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono juga cukup besar untuk mengisi kursi panglima. Apalagi, pada masa kepresidenannya, Jokowi belum memilih panglima dari Angkatan Laut. Dua Panglima TNI sebelumnya berasal dari Angkatan Darat dan Udara, yakni Jenderal Gatot Nurmantyo dan Marsekal Hadi Tjahjanto. “Normatifnya setelah Angkatan Udara semestinya Angkatan Laut. Sangat ironis Pak Jokowi yang mengedepankan poros maritim tapi tidak pernah mengangkat Angkatan Laut,” kata Andi.

Memiliki peluang yang sama, Yudo Margono juga bermanuver. Ia mendekati para seniornya di Angkatan Laut. Mantan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Purnawirawan Bernard Kent Sondakh, mengatakan Yudo beserta istrinya berkunjung ke rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Ahad, 23 Mei lalu. Selama lebih dari dua setengah jam, Kent dan Yudo berbincang banyak hal mengenai kondisi Angkatan Laut di masa lalu dan sekarang. “Saya beri masukan juga ke dia,” ujarnya.

Menurut Kent, tak ada pembicaraan tentang posisi Panglima TNI. Ihwal peluang Yudo menjadi Panglima TNI, sejumlah narasumber menyebutkan bahwa dia memiliki catatan minus, yaitu tenggelamnya kapal selam Nanggala-402 pada April lalu.

Pada 27 Mei lalu, atau sebulan setelah Nanggala-402 tenggelam, Yudo mengundang Kent dan para pendahulunya ke kantornya di Cilangkap, Jakarta Timur. Kent bercerita, pertemuan itu dihadiri sejumlah mantan Kepala Staf Angkatan Laut. Marsetio, Kepala Staf Angkatan Laut 2012-2014, juga hadir dalam pertemuan itu. “Kami berdialog, memberikan masukan untuk membangun TNI AL,” tuturnya.

Dalam pertemuan itu, Kent mengaku mendoakan Yudo agar bisa menjadi Panglima TNI. “Kan, wajar saja mendoakan. Kami bangga kalau adik kami menjadi panglima,” katanya. Ucapan itu pun diamini oleh Yudo. “Ya, mohon doa restu,” ujar Kent menirukan Yudo. Dimintai tanggapan soal pertemuan itu, Yudo enggan menjawab. “Nanti saja,” tuturnya kepada Tempo pada Jumat, 11 Juni lalu.

Mantan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Muda Purnawirawan Iskandar Sitompul, mengatakan Yudo juga beberapa kali bermain golf bersama para seniornya. Sekitar sepekan sebelum Ramadan, sejumlah purnawirawan menyampaikan bahwa mereka belum mendapat vaksin. Satu minggu kemudian, Yudo mengundang sesepuh Angkatan Laut untuk mengikuti vaksinasi di dua lokasi.

Menilai semua kepala staf layak menjadi Panglima TNI, Iskandar dan Kent ikut mendukung Yudo menggantikan Hadi Tjahjanto. Mereka menilai kinerja Yudo telah teruji. Kent mencontohkan, Yudo pernah menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I yang pertama. Jabatan itu mengkoordinasi tiga angkatan di TNI. Sedangkan Iskandar mengatakan juniornya itu berperan mengatasi pandemi dengan ikut membangun Rumah Sakit Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Setelah itu, tenaga sukarelawan di Pulau Galang, juga Wisma Atlet, diangkat menjadi bintara.

Keduanya pun menilai tenggelamnya Kapal Republik Indonesia Nanggala-402 bukan batu sandungan untuk Yudo. “Itu kan berlapis. Masak, yang paling atas langsung disalahkan?” kata Iskandar.

DEVY ERNIS, HUSSEIN ABRI, RAYMUNDUS RIKANG

----------

Catatan Redaksi: Artikel ini telah mengalami perubahan pada Rabu, 16 Juni 2021 pukul 22.58. Perubahan terjadi dengan menambahkan keterangan Hendropriyono yang membantah melobi Presiden Jokowi agar Andika bisa menjadi Panglima TNI.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus