Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Megawati Ajak Pendukung Ganjar-Mahfud Pukul 10 Ribu Kentongan: Waspada Politik Uang dan Intimidasi

Megawati menyebut dalam rangka menjaga pemilu berjalan demokratis, dirinya mengajak semua rakyat Indonesia melawan politik uang hingga intimidasi.

4 Februari 2024 | 10.04 WIB

Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri berorasi saat mendatangi konser Salam Metal 3 Menang Total di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUBGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu, 3 Februari 2024. Konser tersebut merupakan kebudayaan ekspresi rakyat arus bawah yang melawan berbagai bentuk intimidasi dan datang dengan dengan hati nurani untuk mendukung pasangan Ganjar-Mafud menang pemilu 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Perbesar
Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri berorasi saat mendatangi konser Salam Metal 3 Menang Total di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUBGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu, 3 Februari 2024. Konser tersebut merupakan kebudayaan ekspresi rakyat arus bawah yang melawan berbagai bentuk intimidasi dan datang dengan dengan hati nurani untuk mendukung pasangan Ganjar-Mafud menang pemilu 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh masyarakat meningkatkan kewaspadaan untuk melawan tindak kecurangan, hingga intimidasi yang terjadi di Pemilu 2024. Megawati menyebut pemilu harus dilaksanakan secara jujur dan adil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim dengan ini saya mengajak seluruh rakyat Indonesia di mana pun berada untuk menunjukkan pemilihan umum 2024 yang demokratis jujur, adil, dan bermartabat," kata Megawati dalam orasinya di kampanye akbar Ganjar-Mahfud bertajuk Konser Salam Metal di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu, 3 Januari 2024.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Megawati menyebut dalam rangka menjaga pemilu berjalan demokratis, dirinya mengajak semua rakyat Indonesia melawan money politics atau politik uang hingga intimidasi. Dalam gerakan perlawanan ini, Megawati mengajak semua untuk memukul 10 ribu kentongan sebagai tanda menjaga kewaspadaan.

"Dan sebagai tingkat kewaspadaan kita melawan money politics dan intimidasi, marilah. Jadi ibu sudah suruh bikin kentongan. Marilah kita secara simbolis memukul 10 ribu kentongan untuk meningkatkan kewaspadaan kita, untuk negara kita tetap berdaulat dan merdeka, merdeka, merdeka," tuturnya.

Ajakan Megawati memukul kentongan ini diikuti para ketua umum partai politik pengusung seperti Plt Ketua Umum DPP PPP Mardiono, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan pemukulan kentongan ini sebagai simbolisasi agar masyarakat tersadar untuk ikut menjaga kewaspadaan, melawan intimidasi dan kecurangan yang mungkin yang terjadi di Pilpres 2024.

"Kentongan ini tradisi masyarakat secara kolektif dan simbol kewaspadaan serta hidup dalam tradisi bangsa. Masyarakat pun diajak untuk ikut berpartisipasi mengawal pemilu yang jurdil," ungkap Hasto.

 

Minta Aparat Tak Melakukan Intimidasi


Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri berorasi dalam kampanye akbar pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Megawati secara tegas meminta kepada aparat TNI-Polri untuk tidak mengintimidasi rakyat, termasuk simpatisan partainya. 

"Hei polisi, jangan lagi intimidasi rakyatku! Hei tentara, jangan lagi intimidasi rakyatku. PDI Perjuangan adalah partai sah di republik ini, artinya diizinkan untuk mengikuti yang namanya pemilu, pemilihan umum langsung adalah hak rakyat, bukan kepunyaan kalian," kata Megawati pada Sabtu sore, 3 Januari 2024.  

Selain itu, Megawati juga menyebut jika saat ini masyarakat Indonesia harus sadar terhadap upaya yang dilakukan segelintir pihak yang ingin melanggengkan kekuasaan. Dia menyebut masyarakat tidak boleh dipecah-belah. 

"Bayangkan kalian ini sebagai pewaris kemerdekaan ini seharusnya harus tahu siapa pun orangnya, kalau merasa sebagai warga negara Indonesia, maka sebenarnya kita tidak boleh dipecah-pecah, hanya karena berkeinginan untuk melanggengkan kekuasaan," tanya Mega.

Tak hanya itu, Megawati juga menyinggung soal kesetaraan semua masyarakat di negara hukum seperti Indonesia. Dia menyebut presiden, menteri, dan sebagainya posisinya setara sebagai masyarakat di hadapan hukum. 

"Jadi kalau ada yang berniat atau melakukan hal-hal yang merugikan rakyat Indonesia. Kenapa, kenapa, karena perundangan kita itu melindungi seluruh rakyat Indonesia, dimana pun mereka berada. Apa dia presiden, apa dia menteri, apa dia namanya TNI, Polri, dia adalah rakyat Indonesia,” kata Megawati.

Pilihan Editor: Hasto PDIP Klaim Simpatisan Ganjar-Mahfud Sempat Diintimidasi Sebelum Datang ke GBK

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus