Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Melacak hasan tiro

Usaha abri pangkodam i iskandar muda brigjen r.a. saleh dan rakyat aceh untuk menghimbau agar pengikut hasan tiro menyerah. usaha berhasil dengan pengepungan. 4 pengikut menyerah, hasan tiro dilacak. (nas)

17 Maret 1979 | 00.00 WIB

Melacak hasan tiro
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
GEROMBOLAN Hasan Tiro makin berantakan. Makin banyak anggota gerakannya yang menyerah atau ditangkap yang berwajib. Pada Januari lalu misalnya, 2 pengikut Hasan berhasil ditangkap. Mereka adalah Tengku Umar Tiro dan Ilyas Cot Plieng. Pertengahan Pebruari lalu keduanya menulis seruan dalam bahasa Aceh aksara Arab, menghimbau agar teman-teman mereka turun gunung dan menyerah karena "apa yang telah kita lakukan selama 2 tahun ini ternyata siasia saja." Seruan itu ditujukan terutama pada Hasan Tiro sendiri, serta beberapa tokoh lain seperti dr Husaini Hasan serta dr Zaini Abdullah. Makin payahnya gerombolan Hasan Tiro itu selain akibat ditingkatkannya operasi militer ABRI juga berkat bantuan langsung dari rakyat. Dukungan rakyat ini agaknya berkat cara pendekatan yang luwes dari Panglima Kodam I Iskandar Muda Brigjen R.A. Saleh yang selalu menyerukan anak buahnya agar selalu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan rakyat. Dan bukan sebaliknya hingga dibenci atau ditakuti rakyat. Cara ini ternyata telah merebut simpati rakyat Aceh dibanding cara main kekerasan yang mungkin bisa membuat anggota gerombolan takut menyerah. Dan himbauan itu ternyata ada hasilnya. Pada 16 Pebruari lalu, 4 pengikut Hasan Tiro, Siluet, Ahmad, Isnu dan Duali menyerah pada petugas keamanan di Geumpang Aceh Pidie. Menurut mereka sebetulnya banyak teman mereka yang ingin menyerah, tapi takut pada ancaman beberapa pemimpin yang masih ngotot. Mulai Januari lalu pengepungan beberapa kantong gerombolan ditingkatkan dengan mengerahkan para pemuda. Lima kecamatan, Bandar Dua, Tiro, Mila, Mutiara dan Sakti diminta masing-masing menyediakan 50 pemuda untuk melacak jejak Hasan Tiro. Untuk satu minggu pelacakan, tiap pemuda harus menyediakan 20 liter beras, 1 kg gula, 10 telur, 1 kg kopi bubuk dan uang Rp 5.000. Seorang camat mengatakan, biaya tersebut akhirnya harus dikutip dari semua desa dengan sepengetahuan Muspida Aceh Pidie. Alasannya: pemerintah daerah Aceh Pidie sendiri tidak mempunyai dana. Di mana Hasan Tiro bersembunyi Pihak keamanan telah berulangkali menyatakan tempat persembunyiannya telah diketahui. Tapi sebuah sumber di Lueng Putu, di mana pos komando pelacakan dipusatkan, tempat Hasan bersembunyi belum lagi tercium. Satuan pelacakan itu kini juga dilengkapi dengan 5 anjing Herder Satama Satwa Polri yang didatangkan dari Jakarta. Belakangan ini tersiar desas-desus bahwa Hasan Tiro bukan orang pertama dalam gerakan itu, dan hanya merupakan "orang ketiga", sekalipun dalam "proklamasi"nya pada 4 Desember 1976 Hasan jelasjelas menyebut dirinya sebagai keutuhan alias pimpinan. Tidak jelas dari mana sumber sas-sus ini, tapi ada yang menyebut ini sekedar taktik Hasan itu mengalihkan perhatian yang berwajib pada dirinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus