Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tak ada tawa di sekitar meja biliar itu. Juga saat bola terakhir disundul meluncur masuk lubang. Stik bola sodok bertukar tangan, bola dikumpulkan, permainan dimulai lagi. Begitu seterusnya, tanpa sorak kemenangan. Meja biliar di sudut halaman Konsulat Jenderal RI di Darwin, Australia, itulah satu-satunya hiburan bagi para nelayan dalam masa tahanan. "Kami tidak boleh keluar pagar. Hanya boleh bermain di sini," kata Roni Rahanwatty, nelayan asal Saumlaki, Maluku.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo