SEBUAH kasus ''mirip'' Monitor hampir terjadi di Kupang, akhir Desember lalu. Sebuah kuis tentang tokoh paling populer tahun 1992 yang dibuat tabloid Pos Kupang berbuntut panjang. Pengurus Pemuda Katolik Kupang sampai menulis surat protes ke Bakorstanasda, Menteri Penerangan, dan PWI Pusat. Mereka menuntut agar mengusut kasus itu, dan kalau perlu mencabut SIUPP media tersebut. Alasannya, ''Pemberitaan di Pos Kupang menyinggung perasaan dan memicu kegelisahan di kalangan umat Katolik dan Kristiani pada umumnya di daerah ini,'' kata Ketua Cabang Pemuda Katolik Kupang Adrianus Resi. Kuis yang diadakan oleh media yang baru berumur sebulan itu tak menimbulkan masalah. Gubernur NTT Hendrikus Fernandez terpilih sebagai tokoh terpopuler 1992. Tapi Pos Kupang menulis di akhir tajuknya bahwa tokoh paling populer dan paling banyak disebut, terutama ketika terjadi bencana seperti gempa bumi yang baru melanda Maumere itu, adalah Yesus Kristus. Sebutan ini tak diterima Resi. Yesus, katanya, tak boleh disamakan dan disejajarkan dengan manusia, apalagi dikompetisikan dalam kuis. Protes Resi memang baru sebatas menulis surat. Namun itu cukup mengundang pro-kontra di Kupang. Wakil Ketua DPRD Daniel Adoe sependapat dengan ketua cabang Pemuda Katolik itu. Namun kepala Kanwil Departemen Agama setempat dan Uskup Kupang Mgr. Gregorius Monteiro menganggap tulisan Pos Kupang yang bertiras 6.000 eksemplar itu tidaklah keliru. Aparat keamanan, menurut Kepala Pendam Udayana Letkol. Anton Tompudung, merasa belum perlu mengambil tindakan. Namun, katanya, baik pemimpin redaksinya Damyan Gondho maupun Adrianus Resi sudah didengar keterangannya. Damyan, yang pernah menjadi aktivis Pemuda Katolik, mengaku sadar dan tak merasa khilaf atas tulisannya, karena ia tak bermaksud mendiskreditkan Yesus Kristus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini