Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Mendag Zulhas Sebut RI Incar Pasar Non-Tradisional Asia Selatan

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut pihaknya sedang mengincar pasar non-tradisional Asia Selatan.

19 Oktober 2022 | 15.44 WIB

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Luthfi. Ia pernah menjabat sebagai ketua MPR pada periode 2014-2019 dan menjadi Menteri Kehutanan periode 2009-2014. Sebelum terjun ke dunia politik, ia sempat menjabat sebagai komisaris utama PT Panamas Mitra Inti Lestari pada 2004-2006. Zulhas mengawali karier politiknya sebagai anggota DPR RI pada 2024. Ia terpilih dari wilayah pemilihan Lampung. Kemudian, Zulhas menjabat sebagai ketua umum di partai berlambang matahari itu. TEMPO/Subekti
Perbesar
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Luthfi. Ia pernah menjabat sebagai ketua MPR pada periode 2014-2019 dan menjadi Menteri Kehutanan periode 2009-2014. Sebelum terjun ke dunia politik, ia sempat menjabat sebagai komisaris utama PT Panamas Mitra Inti Lestari pada 2004-2006. Zulhas mengawali karier politiknya sebagai anggota DPR RI pada 2024. Ia terpilih dari wilayah pemilihan Lampung. Kemudian, Zulhas menjabat sebagai ketua umum di partai berlambang matahari itu. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut pihaknya sedang mengincar pasar non-tradisional Asia Selatan. Hal itu dilakukan untuk mensisati perlambatan ekonomi dunia akibat krisis yang tengah melanda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kita cari pasar non-tradisional, oleh karena itu kita musti masuk ke Asia Selatan, India itu besar, Bangladesh punya daya beli tinggi sekarang, Pakistan. Kemudian Afrika itu 1 miliar lebih orangnya, makannya banyak, pakaian baju mau, sepatu segala macam oke," ujar Zulkifli di Tangerang, Rabu, 19 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zulkifli mencontohkan, Nigeria yang memiliki penduduk 200 juta jiwa menaikan pasar yang potensial untuk produk baju, sepatu, kerudung, dan makanan dari Tanah Air. 

"Kita harus masuk pasar non tradisional, karena di sini melambat, kita tambah (pasar baru), sehingga surplus masih bisa kita tingkatkan dari sebelumnya," ujar Zulkifli. 

Zulkifli menyebut bakal berkunjung ke India, Bangladesh, Mesir, hingga Nigeria untuk mewujudkan tujuan tersebut. Politikus PAN menyebut safarinya itu membawa misi dagang dengan melibatkan pelaku UMKM hingga Kamar Dagang Indonesia atau KADIN.

Selain mengincar wilayah Asia Selatan, pria yang akrab disapa Zulhas itu juga bakal mengunjungi Timur Tengah, Eropa, Amerika Latin, Vietnam, hingga Thailand untuk membawa misi yang sama. 

Neraca perdagangan surplus

Dalam laporannya ke Jokowi, Zulhas menyebut neraca dagang Indonesia surplus hingga 39,8 miliar USD selama 29 bulan ke belakang. Mendengar kabar itu Jokowi mengaku senang karena Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi di tengah ancaman krisis global. 

Atas prestasi tersebut, Jokowi mengklaim Indonesia mendapat pujian dari Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva. Jokowi menyebut Indonesia disebut sebagai titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia.

"Titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia, kan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu. Sehingga trust kepercayaan global terhadap kita akan semakin baik," ujar Jokowi. 

Jokowi menjelaskan, saat ini sudah ada 16 negara yang menjadi "pasien# IMF dan 28 negara lainnya mengantre untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari IMF. Dengan kondisi tersebut, Jokowi mengklaim pertumbuhan ekonomi Indonesia justru tumbuh 5,44 persen. 

"Sekali lagi, kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44 persen. Dan saya masih meyakini di kuartal ketiga ini kita juga masih tumbuh di atas 5 atau di atas 5,4," ujar Jokowi. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus