Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
MOHAMMAD Panjili pusing tujuh keliling. Saban hari ia nongkrong di kantornya menunggu perlengkapan pemilihan umum (pemilu) dari Jakarta. Sepekan menanti, tapi kiriman itu tak kunjung datang. Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Poso, Sulawesi Tenggara, ini jelas gundah-gulana. Pemilu tinggal menghitung hari, tapi kotak, bilik, dan surat suara belum juga lengkap. Padahal, tanpa perlengkapan itu, pemilu mustahil bisa digelar.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo