Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Mubazirkah jembatan itu ?

Jembatan negara dipa di atas sungai negara di kabupaten hulu sungai utara, kal-sel telah diresmikan. tetapi jalan yang dihubungkan jembatan tersebut rusak berat tak dapat dilewati kendaraan. (dh)

14 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK hujan turun awal Desember lalu, Sungai Negara di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) selalu meluap. Penduduk pun bersorak kegirangan. Karena di beberapa bagian sungai yang selama musim kering sempat menjadi lapangan bola, kini berkedalaman 6 hingga 7 meter. Hampir berbarengan dengan luapan air yang semakin tinggi, sebuah jembatan berharga Rp 200 juta lebih diresmikan Gubernur Kalimantan Selatan. Jembatan yang bernama Negara Dipa itu, diakui Gubernur Subardjo sebagai sangat terlambat penyelesaiannya. "Makan waktu 5 tahun lebih" ujarnya. Panjang jembatan sendiri hanya 75 meter dengan lebar 9 meter. Keterlambatan itu diakui karena kekeliruan sewaktu melakukan survey di tahun 1971. Akibatnya bukan hanya terlambat saja, tapi juga harus dilakukan perubahan-perubahan dari rencana semula. Warga HSU boleh bangga memandang jembatan yang termasuk paling megah di Kalimantan Selatan itu. Tapi jika pandangan mereka menyelusuri jalan yang dihubungkan sang jembatan, terutama jurusan Amuntai-Kelua, rasa bangga seperti hendak punah. Sebab tak kurang dari 20 Km jalan ke jurusan itu sudah hancur dan tak mungkin dilewati kendaraan apapun. Ir. Rosma Najib, Kepala DPU Kalimantan Selatan mengakui keadaan jalan yang parah itu. Tapi tentu ia punya alasan dan tak salah lagi ia menunjuk ke Jakarta dari mana biayanya akan bersumber. Sebab, kata Rosma, untuk memperbaiki jalan itu idealnya diperlukan biaya Rp 40 juta tiap kilometer. Jadi, mubairkah jembatan itu? Tentu tidak. Sebab ir. Rosma berharap agar bersabar. Tapi dengan keadaan jalan serupa itu akan berarti pula putuslah hubungan darat propinsi ini dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Padahal ketika ketiga propinsi itu mulai dihubungkan oleh jalan darat beberapa tahun lalu berbagai pihak memuji hal itu sebagai kerja luar biasa yang pernah ada di Pulau Kalimantan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus