Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Inpres Susah Payah

Hampir setengah luas hutan di kalimantan barat telah ditumbuhi alang-alang. program penghijauan thn 1976 dinilai gagal oleh pusat, walaupun pemda mengatakan 80% tanaman masih hidup. (dh)

14 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASIH sulit dibayangkan bahwa Kalimantan Barat dan Pulau Kalimantan umumnya sudah mendesak untuk dihijaukan. Tapi memang begitulah adanya. Pulau yang terkenal berhutan lebat, ternyata makin hari dirayapi alang-alang, terutama karena pertanian dengan sistem ladang. Di Propinsi Kalimantan Barat sendiri dari 9,5 juta hektar hutannya, hampir 4 juta hektar di antaranya sudah berubah jadi lautan alang-alang. Oleh karena itu, meskipun sebelumnya pernah ada proyek penghijauan, tahun 1977 baru lalu propinsi ini kebagian juga Inpres Penghijauan sebanyak Rp 39 juta. Biaya ini dimaksudkan untuk menghijaukan kawasan seluas 2.000 hektar di Mempawah, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu. Semuanya terletak di tepi aliran Sungai Kapuas. Dana Inpres sekian itu tentu belum memadai dibanding kebutuhan penghijauan daerah ini. Tapi jumlah itu sendiri kabarnya didapat dengan susah payah, gara-gara pihak pemerintah Pusat menilai proyek penghijauan yang pernah dilakukan daerah ini tahun 1976 dinilai gagal. Walaupun kegagalan itu dibantah oleh Harsono, Kepala Humas Pemda Kalimantan Barat, tapi diakuinya bahwa memang selama ini belum pernah ada tim melakukan penilaian terhadap proyek itu. Maka dengan agak terburu-buru sebuah tim evaluasi telah dibentuk bulan Desember lalu. Proyek penghijauan itu sendiri terletak di Kabupaten Sambas, dikenal dengan proyek Lumar, dengan luas 20 hektar. Menurut Sarwono, Kepala Dinas Perkebunan Sambas. proyek itu semula memang "ibarat daerah tak bertuan karena statusnya tak jelas." Baru pertengahan 1977 Gubernur Kalimantan Barat mengeluarkan surat keputusan melimpahkan pengurusannya kepada Pemda Kabupaten ambas. Kemudian pihak terakhir ini menyerahkannya lagi kepada Dinas Perkebunan Kabupaten Sambas. Jadinya hampir setahun proyek itu tak terurus, meskipun sudah ditanami beribu-ribu pohon. Alang-alang pun membelit pohon-pohon itu dan tak sedikit yang mati muda. "Proyek itu tidak gagal, karena 70 hingga 80% tanaman masih hidup" begitu kesimpulan tim evaluasi yang rupanya cukup tergesa-gesa pula bekerja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus