Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Orang Tua Murid Gelar Aksi di Kemendiktisaintek, Tuntut Kepastian Beasiswa Indonesia Maju Angkatan 4

Aksi para orang tua ini menuntut pemerintah untuk memberi kejelasan terkait kelanjutan dari Beasiswa Indonesia Maju.

19 Februari 2025 | 11.32 WIB

Paguyuban Orang Tua Murid Beasiswa Indonesia Maju atau BIM Angkatan 4 menggelar aksi di depan kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta, 19 Februari 2025. TEMPO/Rizki Yusrial
Perbesar
Paguyuban Orang Tua Murid Beasiswa Indonesia Maju atau BIM Angkatan 4 menggelar aksi di depan kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta, 19 Februari 2025. TEMPO/Rizki Yusrial

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Paguyuban Orang Tua Murid Beasiswa Indonesia Maju atau BIM Angkatan 4 menggelar aksi di depan kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025. Aksi ini menuntut pemerintah untuk memberi kejelasan terkait kelanjutan dari beasiswa tersebut.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, massa aksi yang berjumlah sekitar 50 orang itu mulai berkumpul di depan Gedung A Kompleks Kemendikbudristek atau yang sekarang menjadi kantor Kemendikdasmen. Mereka beranjak untuk menyampaikan tuntutan di Gedung F.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ketua paguyuban, Ihsandawi, mengatakan saat ini terjadi simpang siur informasi soal kepastian keberlanjutan studi penerima BIM 4 ini. Para orang tua penerima beasiswa ini khawatir apakah pemerintah akan melanjutkan beasiswa ini di tengah pemangkasan anggaran berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran.

"Di tengah ketidakpastian tersebut dan rasa cemas yang muncul, kami para OTM BIM 4 berkunjung ke Kemendiktisaintek pada hari ini, 19 Februari 2025, untuk menanyakan dan memastikan program beasiswa ini tetap berlanjut," kata Ihsandawi.  

Program BIM Bergelar merupakan kelanjutan dari BIM 4 Persiapan dan menjadi bagian yang terintegrasi. Dalam program ini, penerima BIM 4 Persiapan dapat memilih salah satu dari 99 universitas terbaik dunia berdasarkan QS World Ranking. Sebagai syarat, mereka wajib mendapatkan surat penerimaan (Letter of Acceptance/LoA) dari universitas yang dipilih. Program ini diharapkan dapat mewujudkan impian generasi emas bangsa untuk meraih pendidikan terbaik di tingkat global.  

Ihsandawi menyampaikan saat ini, banyak penerima BIM 4 yang telah mendapatkan LoA sebagai bukti diterima di universitas yang mereka daftarkan, sesuai dengan daftar rekomendasi dari Puspresnas. Namun, muncul kekhawatiran di kalangan penerima dan OTM BIM 4 bahwa pemerintah mungkin akan mengurangi atau bahkan meniadakan alokasi anggaran untuk pendanaan BIM Bergelar S1 di luar negeri. "Padahal tidak sedikit dari penerima BIM 4 tersebut adalah mereka yang telah memiliki prestasi di bidang akademik dan nonakademik di tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.  

Dalam aksi tersebut, salah satu orang tua penerima BIM 4, Meita membacakan puisi berjudul "Harapan di Ujung Pena". Sedikit bait dari puisi tersebut berbunyi "Aku ingin terbang menuntut ilmu membawa pulang cahaya untuk Bangsaku. Namun, dinding itu terlalu tinggi biaya dan batasan mengunci diri". 

Selain itu, aksi ini menuntut realisasi dari pernyataan Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro saat rapat bersama dengan Komisi X pada 12 Februari lalu yang mengatakan Beasiswa BIM akan diberikan lewat dana LPDP. Oleh karena itu, Paguyuban Orang Tua Murid Beasiswa Indonesia Maju atau BIM Angkatan 4 menuntut kepada Kemendiktisaintek untuk memberikan kepastian terkait mekanisme dan timeline pemberian beasiswa S1 luar negeri lewat dana LPDP.  

Ihsandawi juga menuntut agar pemrosesan Beasiswa Indonesia Maju (BIM) S1 luar negeri segera dilakukan, mengingat banyak penerima yang telah memperoleh LoA dan beberapa di antaranya harus segera dikonfirmasi ke universitas terkait. "Tidak bisa menunggu lagi," kata dia.

Kemudian, konfirmasi pembiayaan untuk LoA yang sudah diterima, termasuk penerbitan Letter of Guarantee dan Letter of Sponsorship harus segera diproses karena terdapat batas waktu pembayaran uang jaminan atau uang pangkal ke universitas. Terakhir, Ihsandawi menuntut agar tidak ada pembatasan jumlah LoA yang dapat diajukan oleh setiap penerima BIM 4.

Saat ini, Paguyuban masih melakukan audiensi bersama pihak Kemendiktisaintek. Hingga berita ini dituliskan, audensi masih sedang berjalan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus