Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak SMP, Avriza Devano Bestafa telah menyukai dunia riset dan penelitian. Saat itu juga ia memantapkan diri untuk menekuni dunia riset dan penelitian di bidang biologi hingga akhirnya bisa berkuliah dengan Beasiswa Indonesia Maju (BIM) di University of California, San Diego (UCSD) Amerika Serikat di jurusan Bioengineering.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bercita-cita sebagai ilmuwan, Avriz telah aktif mengikuti berbagai lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) sejak SMP. Salah satu penelitiannya bertema pembangkit listrik dari limbah daun asam terinspirasi dari limbah daun pohon asam yang ada di sekitar sekolahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saat SMP aku membuat baterai dari limbah daun asam. Itu kan contoh pemanfaatan biodiversitas tinggi Indonesia dan bermanfaat bagi orang banyak.," kata Avriz dikutip dari laman Puspresnas, Selasa, 5 Oktober 2023.
Konsistensi dalam riset dan penelitian pun ia lanjutkan hingga sekolah ke jenjang SMA. "Saat SMA aku meneliti biodegradasi mikroplastik dengan mikroorganisme yang ada di perairan Yogyakarta,” kata Avriz.
Menurut Avriz, memilih bidang biologi juga dilatarbelakangi dengan kesukaannya pada tokoh pahlawan super, Spiderman. Di dalam film itu, banyak terkandung konsep bioteknologi yang membuat Avriz semakin percaya bahwa bidang yang ditekuninya tersebut mampu memberikan manfaat bagi orang banyak.
“Aku suka dengan Spiderman karena di filmnya itu konsep bioteknologinya sering banget ditampilin. Wah biologi keren banget nih apalagi digabungkan dengan teknologi modern. Dan bisa bermanfaat untuk orang banyak," kata Avriz.
Selama bersekolah, Avris pun telah banyak menorehkan prestasi. Prestasi tersebut antara lain medali emas Olimpiade Penelitian Siswa Nasional (OPSI) tingkat Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2018, medali emas Olimpiade Penelitian Siswa Nasional (OPSI) tingkat Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2019, medali emas International Conference of Young Scientist (ICYS) di Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2019, Penghargaan Khusus bidang Karya Tulis Ilmiah pada ajang PORSIMAPTAR (Pekan Olahraga Seni Mahasiswa Pelajar dan Taruna) tahun 2021, medali emas KOMPeK Business Challenge, BEM FEB Universitas Indonesia tahun 2022, dan medali emas Indonesia National Science Enterprise Challenge tahun 2022.
Mengejar beasiswa
Proses Avriz untuk memperoleh BIM cukup panjang. Pertama, ia mendaftar BIM Program Persiapan S1 Luar Negeri. “Jujur ekspetasi dulu belum besar karena rapot, esai, dan daftar prestasiku harus melalu kurasi. Alhamdulillah aku lolos,” kata dia.
Setelah lolos, Avris harus mengikuti program pembinaan BIM yang diberikan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). “Prosesnya itu banyak. Ada pembinaan seperti TOEFL, IELTS, SAT/ICT, webinar, college counselling, dan ada proyek sosial yang sangat keren," kata dia.
Saat itu, Avris mengaku harus cermat meluangkan waktu untuk mengikuti program persiapan BIM. "Mungkin kalau sekolah lain waktunya fleksibel tapi di SMA Taruna Nusantara yang sangat disiplin aku harus berusaha memanfaatkan dan mencari waktu sebaik-baiknya," ujarnya.
Avris pun dinyatakan lolos ke University of California, San Diego (UCSD) di jurusan Bioengineering. Baginya saat pengumuman lolos adalah pengalaman yang tidak terlupakan. “Teman-temanku sangat bersemangat ketika menunggu kabar pengumuman diterima atau tidaknya aku di universitas. Alhamdulillah, semua berteriak hore. Semua senang saat itu," kata dia.
Selanjutnya, Avriz berharap dapat mengembangkan dan menerapkan ilmu yang didapatkannya nanti untuk kemajuan tanah airnya Indonesia. Terlebih, Indonesia kaya dengan biodiversitas. “Indonesia itu potensinya besar banget karena potensi biodiversitasnya sangat tinggi. Aku ingin berperan dalam pengembangan bioengineering dan bioteknologi di Indonesia di masa depan,” kata dia.
Kepada mereka yang mengejar beasiswa serupa, Avris berpesan agar terus mencoba. "Jangan takut gagal, jangan takut malu, jangan takut ambil kesempatan. Kalau ada kesempatan yang kamu inginkan ambil dan akan menjadi ceritamu. Dan tetap bergerak menuju cita-cita karena saatnya nanti ada momen titik balik,” ujarnya.