Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah masih terus memvalidasi data korban hilang akibat gempa, tsunami, dan likuifaksi sampai hari ke-19 pasca-gempa Palu dan Donggala terjadi. Menurut laporan Kepala Humas Pemprov Sulteng Haris Kariming, pemerintah setempat akan membentuk tim call center.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Masyarakat bisa melaporkan anggotanya yang sudah ketemu atau yang masih dinyatakan hilang ke call center," kata Haris dalam pesan pendeknya kepada Tempo, Rabu pagi, 17 Oktober 2018.
Call center akan dibentuk di bawah koordinasi Dinas Penduduk dan Catatan Sipil atau Dukcapil. Selain di lingkup dinas, program call center juga akan di bentuk oleh Palang Merah Indonesia yang dikoordinasikan dengan pemerintah. Nomor call center dan tanggal pengoperasiannya akan diinformasikan lebih lanjut.
Haris memaparkan, hingga Selasa petang, 16 Oktober 2018 pukul 20.59, Posko Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) mencatat masih ada 680 korban hilang. Sedangkan korban tertimbun terhitung 152 orang.
Adapun korban meninggal berjumlah 2.102 jiwa. Petugas gabungan yang membersihkam puing-puing bangunan masih terus menemukan potongan mayat di daerah-daerah terdampak bencana.
"Dari 2.102 orang itu, dua di antaranya ditemukan hari Selasa kemarin," ujarnya. Korban diidentifikasi seorang perempuan dewasa dan seorang anak. Jenazah telah diserahkan kepada anggota keluarga.