Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pengamat: Rizieq Shihab Tak Mempan untuk Pilkada di Luar Jakarta

Pengaruh Rizieq Shihab besar pada Pilkada Jakarta, karena ada momentum yang dimainkan, yakni penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

29 Maret 2018 | 11.17 WIB

Sekelompok pengunjuk rasa yang tergabung dalam Forum Ummat Islam Revolusioner (FUIR) menuntut Anies Baswedan mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta. IRSYAN HASYIM
Perbesar
Sekelompok pengunjuk rasa yang tergabung dalam Forum Ummat Islam Revolusioner (FUIR) menuntut Anies Baswedan mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta. IRSYAN HASYIM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan nama Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab tidak akan berpengaruh pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) di luar wilayah Jakarta. Nama Rizieq berpengaruh dan efektif memenangkan Pilkada Jakarta 2017 karena ada pengecualian. “Ada trending isu yang masif, karena ada Ahok yang dianggap menista agama,” kata Adi saat dihubungi, Kamis, 29 Maret 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Apalagi, ujar Adi, sejumlah wilayah mempunyai organisasi masyarakat keagamaan yang kuat, seperti Nahdlatul Watan di NTB, Nahdlatul Ulama di Jawa Timur dan Muhammadiyah di Jawa Tengah. "Artinya meminta dukungan politik kepada Habib Rizieq untuk memenangkan pilkada itu menyalahi akal sehat."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca:
Pengamat: Peserta Pilkada Minta Dukungan ... Jelang Pilkada, Sudirman Said Temui Rizieq Shihab

Menurut Adi, Rizieq belum tentu bisa menggiring pemilih kandidat yang ke datang kepadanya. Ia menyebut banyaknya peserta pemilu yang datang ke Mekkah, Arab Saudi, untuk meminta dukungan kepada Rizieq merupakan latah politik. "Seakan-akan kalau mendatangi dia akan menang, padahal belum tentu.”

Sejumlah calon kepala daerah, seperti calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said dan calon wali Kota Bekasi Nur Supriyanto menemui Rizieq Shihab di Mekkah, Arab Saudi. Mereka meminta doa dan dukungan agar bisa memenangi Pilkada 2018. Adi melihatnya sebagai mistifikasi.

Ia mengatakan pengaruh Rizieq tidak akan sehebat yang mereka bayangkan pada Pilkada tahun ini. Pengaruh Rizieq terasa besar pada Pilkada Jakarta, karena ada momentum yang dimainkan yakni isu penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, calon gubernur inkumben DKI saat itu.

Baca juga:

Menurut Adi, peserta pemilu dianggap lebih mengandalkan dukungan dari luar dan tidak berfokus pada kinerja, visi misi, dan program. "Ini mistifikasi politik yang di luar batas kewajaran."
Semestinya, kata dia, demokrasi berbanding lurus dengan logika.

Orang memilih pemimpin karena kinerja, bukan hal lainnya. "Kandidat menggadaikan akal sehatnya, dengan mendatangi Habib Rizieq" ujarnya. Ketimbang mendatangi Rizieq, lebih baik kandidat blusukan mendatangi konstituen. Karena tidak ada hubungannya mendatangi Rizieq Shihab dengan kemenangan pada Pilkada 2018.


 

 

Imam Hamdi

Bergabung dengan Tempo sejak 2017, setelah dua tahun sebelumnya menjadi kontributor Tempo di Depok, Jawa Barat. Lulusan UPN Veteran Jakarta ini lama ditugaskan di Balai Kota DKI Jakarta dan mendalami isu-isu human interest.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus