Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pengertian Klausa, Ciri-Ciri, Unsur, dan Jenisnya

Klausa adalah satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Berikut ini penjelasannya.

16 Januari 2025 | 17.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak belajar. Freepik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Klausa adalah salah satu elemen dalam tatanan bahasa Indonesia. Klausa merupakan bagian dari kalimat yang berisikan subjek dan predikat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Klausa ini merupakan unit bahasa yang mengandung makna dan dapat berfungsi dalam struktur kalimat untuk membentuk kalimat sederhana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Klausa dapat berdiri sendiri sebagai satuan yang menyampaikan informasi. Sementara perannya dalam kalimat dapat berupa subjek, predikat, objek, atau keterangan. 

Lantas, apa sebenarnya klausa itu? Untuk penjelasan lebih lanjut, simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Pengertian Klausa 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), klausa adalah satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat. 

Hal serupa diungkapkan dalam jurnal yang dirilis Universitas Andalas, bahwa klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat.

Berdasarkan buku Modul Pembelajaran SMA Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI, klausa adalah gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa terkadang dilengkapi dengan objek, pelengkap, atau keterangan. 

Dari pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa klausa lebih lengkap daripada frasa. Akan tetapi klausa belum menjadi sebuah kalimat karena tidak mempunyai intonasi akhir.

Sementara itu, Arifin mendefinisikan klausa sebagai satuan gramatikal yang berbentuk gabungan kata yang terdiri atas subjek dan predikat. Klausa ini dapat dijadikan sebagai kalimat. 

Adapun Chaer menjelaskan klausa sebagai suatu sintaksis yang sifatnya memiliki predikat. Maksudnya adalah suatu kalimat terdapat predikat, jika tidak ada maka kalimat itu bukan disebut sebagai predikat. 

Ciri-Ciri Klausa

Klausa dan kalimat seringkali dianggap sebagai suatu hal yang sama. Namun sebenarnya, keduanya berbeda. Ada beberapa ciri yang membedakan antara klausa dengan kalimat. Ciri-ciri klausa adalah sebagai berikut:

  1. Tidak terdapat unsur suprasegmental, seperti, tanda koma (,), tanda titik (.), tanda seru (!), ataupun tanda tanya (?) 
  2. Memiliki satu predikat.
  3. Sekurang-kurangnya terdiri subjek (S) dan predikat (P). 
  4. Terkadang dilengkapi dengan objek, pelengkap, atau keterangan.
  5. Gabungan dari dua kata atau lebih. 
  6. Berfungsi untuk menjadi tata bahasa di dalam suatu kalimat.
  7. Tidak berintonasi karena tidak memiliki tanda baca.
  8. Terdapat subjek yang tertulis atau tidak tertulis.

Unsur-Unsur Klausa

Klausa dibentuk oleh unsur pokok saja, yaitu subjek (S) dan predikat (P). Akan tetapi terkadang dapat dilengkapi oleh objek (O), pelengkap (pel), dan keterangan (ket). 

Dari unsur-unsur tersebut, predikat merupakan inti sekaligus penanda kehadiran klausa dalam satu kalimat.

a. Subjek

Subjek adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu klausa. Umumnya, subjek berupa nomina atau kata benda, ada pula yang berbentuk verba atau kata kerja.

b. Predikat 

Predikat adalah unsur yang berfungsi untuk menjelaskan subjek. Oleh karena itu, predikat umumnya terletak setelah subjek.

c. Objek 

Objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Objek selalu berada di belakang predikat. Objek berupa nomina atau kata benda.

d. Pelengkap 

Pelengkap merupakan unsur klausa yang letaknya selalu berada di belakang predikat. Pelengkap mirip seperti objek, tetapi sebenarnya berbeda

e. Keterangan 

Keterangan adalah unsur yang fungsinya menjelaskan seluruh fungsi yang ada dalam suatu klausa. 

Berbeda dengan fungsi-fungsi lainnya, kehadiran keterangan dalam satu klausa bersifat manasuka. Ketidakhadiran fungsi tersebut tidak mengganggu struktur dan keseluruhan makna klausa.

Jenis-Jenis Klausa

Klausa dalam Bahasa Indonesia sangat beragam. Klausa dapat dibedakan berdasarkan kategorinya, yakni kelengkapan strukturnya, kata negatif yang dipergunakan, jenis kata yang menduduki predikat, dan kedudukannya dalam kalimat. 

a. Berdasarkan Kelengkapan Strukturnya 

Klausa Lengkap

Adalah klausa yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), baik disertai objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket), maupun tidak.

  1. Klausa Lengkap Umum: Susunannya biasa, yakni subjek (S) terletak di depan predikat (P).
  2. Klausa Lengkap Inversi: Susunannya tidak biasa, yakni predikat (P) mendahului subjek (S).

Klausa Tak Lengkap 

Klausa yang hanya memiliki unsur predikat dan tidak memiliki unsur subjek. Klausa ini biasanya muncul dalam kalimat jawaban dan kalimat majemuk sebagai akibat penggabungan dengan klausa lain yang subjeknya sama.

b. Berdasarkan Penggunaan Kata Negatif 

Klausa jenis ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klausa positif dan klausa negatif. 

  1. Klausa Positif: Klausa yang tidak memiliki kata negatif pada predikatnya.
  2. Klausa Negatif: Klausa yang memiliki kata negatif/pengingkaran pada predikatnya.

c. Berdasarkan Kelas Kata pada Unsur Predikat 

Klausa berdasar kelas kata dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

  1. Klausa nomina: Klausa yang predikat berupa kata benda (nomina).
  2. Klausa verba: Klausa yang predikat berupa kata kerja (verba). Jenis klausa ini dibagi ke dalam empat jenis, yakni:
  3. a) Klausa verba aktif: Klausa yang predikat menyatakan perbuatan aktif.
  4. b) Klausa verba pasif: Klausa yang predikatnya menyatakan perbuatan pasif.
  5. c) Klausa verba refleksif atau medial: Klausa yang menunjukkan perbuatan yang mengenai pelaku perbuatan itu sendiri. Biasanya, kata kerja berbentuk kata kerja me (N)- diikuti kata diri.
  6. d) Klausa verba resiprokal: Klausa verba yang predikatnya menyatakan perbuatan kesalingan atau berbalasbalasan. Kata kerja ini berbentuk (saling), me, ber-an

d. Berdasarkan Argumennya

Jenis klausa dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan argumennya, yaitu:

Klausa verba transitif 

Klausa yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa verba yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa ini dibedakan lagi menjadi tiga jenis, yaitu 

  1. Eka transitif: Klausa verba yang predikatnya diikuti objek.
  2. Dwitransitif: Klausa verba yang predikatnya diikuti oleh objek dan pelengkap.
  3. Semitransitif: Klausa verba yang predikatnya diikuti pelengkap.

Klausa verba taktransitif: Klausa verba yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa yang tidak membutuhkan objek atau pelengkap

Klausa adjektiva: Klausa yang predikat berupa kata sifat.

Klausa Numeralia: Klausa yang predikatnya berupa kata bilangan.

Klausa Preposisional: Klausa yang predikatnya berupa kata depan (preposisi).

e. Berdasarkan Kedudukan dalam Kalimat 

Klausa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klausa bebas dan klausa terikat. 

Klausa Bebas

Adalah klausa lengkap yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna. Dalam kalimat majemuk, klausa bebas memiliki status yang utama. Bahkan, klausa dianggap sebagai induk kalimat. Oleh karena itu, klausa bebas sering disebut klausa utama atau klausa inti.

Klausa Terikat 

Adalah klausa yang menjadi bagian dari klausa lain. Klausa terikat disebut juga klausa bawahan, klausa sematan, klausa nonfinal, atau anak kalimat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus