Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PRESIDEN Prabowo Subianto menyebut ada kekuatan asing yang ingin memecah belah Indonesia melalui organisasi non-pemerintah dan media massa. Pernyataan itu disampaikan saat berpidato pada peringatan ulang tahun Partai Gerindra di Sentul, Jawa Barat, pada Sabtu, 15 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam orasinya, Ketua Umum Partai Gerindra itu meminta rakyat mewaspadai kekuatan asing yang berupaya menghasut. “Akan terungkap lembaga swadaya masyarakat dan media massa yang dibiayai oleh pihak asing untuk mempengaruhi opini publik,” kata Prabowo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Narasi kekuatan atau antek asing belakangan beredar secara masif di media sosial. Menurut kamus, istilah antek merujuk pada pihak yang diperalat atau menjadi kaki tangan pihak lain.
Narasi serupa kembali muncul saat pembahasan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia. Kelompok masyarakat sipil yang menerobos rapat tertutup di Hotel Fairmont, Jakarta, pada Sabtu, 15 Maret 2025, dicap sebagai antek asing oleh ratusan akun di Facebook dan Instagram. Di antaranya akun @kesdam_9udayana, @jaya_polisi_militer, dan @yonif741gn.
Ketiga akun itu aktif di Instagram dan menyebarkan konten yang identik berupa potongan video unjuk rasa masyarakat sipil di Hotel Fairmont. Video itu juga diberi judul “Indonesia Dalam Bahaya Antek Asing Bergerak!”. Unggahan akun itu kebanyakan berisi kegiatan Tentara Nasional Indonesia.
Awal Narasi Antek Asing
Tim Cek Fakta Tempo mengumpulkan data-data di Internet dengan kata kunci “antek asing” untuk menelusuri asal muasal dan pola penggunaan narasi tersebut di Indonesia. Kami menemukan 100 artikel dan menyeleksi pada dokumen yang dipublikasikan media lalu memilih satu berita dari kegiatan sejenis.
Tim Cek Fakta mendapatkan 38 artikel dan video dari media online yang terbit pada 2014-2025. Istilah antek asing dipakai dalam berbagai pidato, wawancara, dan peristiwa tertentu. Kami kemudian mengelompokkan temuan itu berdasarkan tahun, aktor, peristiwa, dan kelompok target. Jumlah artikel atau dokumen yang memakai istilah antek asing bisa jadi lebih banyak dari dokumen yang kami temukan.
Penelusuran Tim Cek Fakta menunjukkan narasi antek asing tertinggi muncul 9 kali pada 2025, 8 kali pada 2024, dan 6 kali pada 2023. Sementara itu, aktor yang menggunakan istilah antek asing adalah Prabowo Subianto sebanyak 17 kali. Rinciannya, pemilihan presiden 2014 (3 kali), pemilihan presiden 2019 (4 kali), Menteri Pertahanan (4 kali), pemilihan presiden 2024 (3 kali), dan presiden (2 kali). Organisasi masyarakat dan pendengung juga memakai istilah itu, masing-masing 6 kali dan 5 kali.
Istilah itu dialamatkan kepada kelompok kritis seperti organisasi masyarakat sipil dan mahasiswa, yakni sebanyak 16 kali. Selain itu, lawan politik mendapat sebutan itu sebanyak 7 kali.
Pergeseran Target
Penggunaan istilah antek asing telah mengalami pergeseran dalam penggunaannya. Prabowo Subianto memakai istilah itu untuk mengkritik pejabat pemerintahan dan media. Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu menuduh ada intervensi asing dalam pemilihan presiden 2014.
“Negara asing tertentu mengundang bupati, wali kota, dan berusaha memengaruhi mereka. Ini kami anggap campur tangan asing. Bayangkan pemilu Republik Indonesia, negara asing ikut memengaruhi,” kata Prabowo ketika persidangan sengketa hasil pemilihan presiden di Mahkamah Konstitusi pada Agustus 2014 sebagaimana ditulis Republika.
Prabowo kembali memakai istilah antek asing pada pemilihan presiden 2019. Ia mengkritik situasi negara yang waktu itu dipimpin Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Purnawirawan jenderal itu menyebut masih ada pihak asing yang ingin menguasai Indonesia meski negara ini sudah merdeka. “Indonesia itu merdeka untuk berdaulat, bukan untuk menjadi antek asing,” ujarnya pada 22 September 2018.
Jokowi yang waktu itu menjadi rival Prabowo pada pemilihan presiden 2019 ikut merespons. “Jangan nunjuk-nunjuk orang antek asing padahal dia antek asing itu sendiri," kata Jokowi, pada 3 Februari 2019.
Setelah Prabowo menjadi menteri di kabinet yang dibentuk Jokowi, narasi antek asing mulai bergeser. Prabowo tak lagi melekatkan narasi antek asing pada pemerintahan, namun ia menyebut kelompok yang kritis sebagai antek asing.
Ketika berpidato pada sebuah acara di Kementerian Pertahanan pada November 2023, Prabowo menyebut konflik di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, kemungkinan ada campur tangan intelijen asing. “Kami mendapat laporan dari berbagai sumber bahwa peristiwa di Rempang sudah mulai masuk campur tangan intel asing,” kata dia.
Saat masa kampanye pemilihan presiden 2024, Prabowo menuding pihak-pihak yang mengkritik Jokowi sebagai antek asing. “Presiden Joko Widodo ada yang sekarang ini, saya kira ini kemungkinan ini orang-orang mungkin ya antek-antek asing ini. Pak Jokowi dijelek-jelekin terus," kata Prabowo di Gelanggang Olahraga Delta, Sidoarjo, Jawa Timur, 9 Februari 2024.
Setelah Prabowo dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2024, narasi antek asing secara intens digunakan untuk melabeli kelompok kritis. Dari 10 kali peristiwa di mana retorika antek asing digunakan, delapan kali narasi tersebut disematkan pada organisasi masyarakat sipil, mahasiswa, atau kelompok kritis lainnya. Penggunanya meluas pada menteri, pendengung, dan organisasi masyarakat pendukung pemerintahan.
Analisis Pakar
Dosen Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menyebut narasi antek asing sudah digunakan Prabowo Subianto sejak pemilihan presiden 2014. Menurut Kunto, strategi retorika tersebut cukup kuat dan efektif untuk memberikan keuntungan politik pada Prabowo dan digunakan untuk mendelegitimasi mereka yang mengkritiknya. “Meski secara faktual Prabowo juga bekerja sama dengan asing,” kata Kunto pada Jumat, 21 Maret 2025.
Saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan, misalnya, Prabowo membeli alat utama persenjataan dari negara lain. Menurut laporan Tempo utang luar negeri Kementerian Pertahanan naik dari US$ 20,75 miliar menjadi US$ 25 miliar atau setara Rp 387,5 triliun untuk periode 2020-2024 karena belanja peralatan itu. Beberapa peralatan yang dibeli adalah 24 unit pesawat tempur F-15EX dari Amerika Serikat dan 42 jet tempur Rafale dari Prancis.
Dikutip dari CNN, Prabowo juga meminta dukungan pemerintah Cina untuk mendanai program Makan Bergizi Gratis. Cina menyetujui dukungan itu yang dituangkan dalam nota kesepahaman pada 11 November 2024.
Menurut Kunto, penggunaan narasi antek asing secara psikologis mudah digunakan untuk membangun simpati dan identitas ‘kita versus mereka’ karena seolah-olah menciptakan musuh bersama. Strategi ini sering digunakan oleh tokoh populis di banyak negara seperti pengalaman di Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.
Deputy Director Herb Feith Indonesian Engagement Centre Sabina Satriyani Puspita mengatakan penggunaan narasi antek asing dapat mengasingkan warga dari masalah sebenarnya dan dapat mematikan nalar warga. Sebab, sebagai bagian dari strategi disinformasi dan propaganda, narasi antek asing juga memanfaatkan jaringan media sosial dan pendengung untuk mempengaruhi opini publik.
Menurut Sabina, narasi antek asing pernah digunakan pemimpin-pemimpin negara Asia Tenggara dan Asia Timur pada 1990-an untuk merespons berkembangnya nilai-nilai hak asasi manusia. Gagasan itu dianggap sebagai nilai Barat yang tidak cocok untuk komunitas Asia. “Akibatnya, individu dan kelompok pejuang hak asasi di wilayah tersebut rentan mengalami intimidasi masyarakat dan represi aparat,” kata doktor ilmu politik dari Northwestern University, Amerika Serikat, itu.
Tempo meminta tanggapan ke Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dan ketiga juru bicara presiden. Mereka tak memberi respons hingga Senin, 24 Maret 2025.
Winahyu Dwi Utami dan Artika Farmita berkontribusi dalam artikel ini.
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]