Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Ketua DPR Puan Maharani Tolak Pemindahan Warga Gaza

Menurut Puan Maharani, alih-alih memindahkan warga Gaza, komunitas internasioanl semestinya membangun kembali Gaza yang luluh lantak.

19 April 2025 | 15.02 WIB

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani menghadiri rapat kelompok parlemen yang mendukung Palestina atau The Group of Parliaments in support of Palestine di Istanbul, Turki, 20 April 2025. Dokumentasi Tim Media Puan Maharani
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani menghadiri rapat kelompok parlemen yang mendukung Palestina atau The Group of Parliaments in support of Palestine di Istanbul, Turki, 20 April 2025. Dokumentasi Tim Media Puan Maharani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menolak segala bentuk pemindahan paksa warga Gaza, Palestina. Puan menyatakan hal tersebut saat menghadiri forum parlemen dunia The Group of Parliaments in support of Palestine di Istanbul, Turki, 18 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Puan Maharani menegaskan bahwa negara dunia harus menolak upaya Israel mengusir warga Palestina atau angkat kaki dari tanah tumpah darahnya sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kita harus dengan tegas menolak segala bentuk pemindahan paksa warga Palestina. Gaza adalah rumah mereka. Tidak ada usulan untuk merelokasi warga Palestina ke luar tanah mereka yang boleh diterima," kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 18 April 2025.

Menurut Puan, alih-alih melakukan pemindahan warga, komunitas internasioanl semestinya membangun kembali Gaza yang luluh lantak. Ia mengatakan rekonstruksi ini harus dipimpin oleh Palestina berdasarkan kebutuhan dan prioritas Palestina.

"Mengingat beratnya situasi, kami menyerukan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian ke Gaza,” ucap Puan.

Puan mengingatkan bahwa tujuan akhir forum ini adalah terwujudnya negara Palestina yang berdaulat, damai, dan makmur dalam konteks solusi dua negara. Ia pun mengajak delegasi negara-negara yang hadir untuk menggunakan pengaruh dan otoritas moral guna mendorong negara lain mengakui Palestina.

"Pengakuan Palestina adalah langkah penting untuk mengakhiri siklus kekerasan. Pengakuan ini mengirimkan pesan kepada dunia bahwa rakyat Palestina penting, bahwa hak-hak mereka penting,” ucap Puan.

Ia mengatakan negara-negara perlu bekerja sama melalui forum antar-parlemen untuk memperkuat seruan solusi dua negara. 

“Perdamaian di Gaza tidak hanya penting bagi warga Palestina, tetapi juga penting bagi Timur Tengah. Dan perdamaian di Timur Tengah sangat penting bagi stabilitas dunia kita," katanya.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menyatakan ingin mengevakuasi korban luka dan anak-anak yatim-piatu Palestina ke Indonesia. Ini diungkapkan Prabowo beberapa menit sebelum terbang ke Turki dan Timur Tengah dalam tur kenegaraan dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, 9 April 2025.

Prabowo mengatakan akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan para pemimpin negara-negara Timur Tengah ihwal evakuasi dalam lawatan 9-15 April. Namun, rencana evakuasi ini menuai pro-kontra karena dikaitkan dengan upaya relokasi warga Gaza yang diinginkan oleh Amerika Serikat dan Israel. 

Prabowo menegaskan bahwa evakuasi seribu pengungsi Gaza ke Indonesia bukanlah tindakan relokasi seperti yang ramai diperbincangkan. Ia mengatakan evakuasi ini juga hanya bersifat sementara dengan tujuan kemanusiaan. 

“Oh tidak, tidak (relokasi). Untuk membantu,” kata Prabowo Antalya Diplomacy Forum, Turki, 11 April 2025, dari keterangan resminya di YouTube Sekretariat Presiden.

Prabowo mengatakan rencana evakuasi adalah tawaran dari pemerintah RI untuk membantu masalah kemanusiaan rakyat Palestina. Ia mengatakan rencana evakuasi juga harus disetujui semua pihak. 

“Nanti saya akan ketemu dengan pimpinan-pimpinan dari Palestina juga bagaimana cara nanti pelaksanaannya,” ucap Prabowo.

Menteri Luar Negeri RI Sugiono juga membantah pemerintah Indonesia akan merelokasi warga Gaza. Ia pun meluruskan pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal mengevakuasi rakyat Palestina yang terluka. Dia menegaskan, evakuasi dilakukan untuk membantu anak-anak dan ibu hamil agar hidup aman. Tindakan itu dilakukan sebagai bentuk kemanusiaan dan bukan relokasi. Para pengungsi, kata Sugiono, juga harus kembali ke Gaza apabila situasi sudah membaik. 

“Tidak berarti bahwa kita ingin merelokasi warga Gaza, tidak, tidak ada. Kita ingin, ini adalah bentuk rasa kepedulian dan kemanusiaan kita karena situasi yang terjadi di sana, oleh karena itu kita ingin membantu, kita menyatakan kesiapan kita untuk membantu soal-soal tersebut,” kata Sugiono, Jumat, 11 April 2025.

Hendrik Yaputra, Novali Pandji Nugroho, dan Savero Aristia Wienanto berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus