Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Klungkung - Beberapa pengungsi akibat aktivitas Gunung Agung yang meningkat di Karangasem, Bali, diserang serangga tomcat di lokasi pengungsian Gelanggang Olahraga (GOR) Swecapura, Klungkung.
"Terasa perih dan panas kalau yang masih baru," kata pengungsi Gunung Agung, I Komang Puspa Marayasa, 27 tahun, pada Jumat, 29 September 2017.
Baca juga: Pengungsi Gunung Agung Ditampung di Sister Village
Pengungsi asal Desa Amertha Buana, Kecamatan Selat, Karangasem itu menderita luka sengatan di bagian punggung, pundak, dada, tangan, perut, dan wajah. Komang memperkirakan sudah sejak pekan lalu ia merasakan perih di tubuhnya.
Kemarin jumlah luka akibat diserang tomcat semakin bertambah di bagian perut. "Saat digigit enggak terasa pas bangun udah bengkak, bekas kena cairan. Pas tidur mungkin kena (tomcat)," tuturnya.
Pengungsi yang diserang tomcat rata-rata menghuni bagian luar gedung sisi selatan GOR Swecapura. Di sana warga tidur menghadap area persawahan yang luas. Namun jaraknya cukup jauh dari tempat menginap warga yang mengungsi.
Adapun Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, Ni Made Adi Swapatni menjelaskan pihaknya sudah menangani pengungsi yang terkena serangan tomcat. Ia menyebutkan ada delapan orang, anak-anak dan dewasa yang terkena serangan tomcat lokasi pengungsian GOR Swecapura, Klungkung.
Ia menjelaskan tomcat akan mengeluarkan cairan beracun ketika hinggap di tubuh. "Cairan yang bisa menyebabkan gatal dan rasa panas. Tomcat jangan dipencet, supaya tidak melebar," katanya.
Menurut dia, bila pengungsi Gunung Agung mengetahui terkena cairan serangga tomcat, mereka disarankan segera membasuh dengan air. "Dibilas langsung dengan sabun. Kami sudah koordinasi dengan Dinas Pertanian untuk penanganan tomcat," katanya.
BRAM SETIAWAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini