Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Sambang-Menyambang Menjadi Satu

Gerindra dan PKB menyiapkan koalisi menghadapi Pemilu 2024. Presiden Joko Widodo mendukung Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar?

6 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Petinggi Gerindra dan PKB intens berkomunikasi untuk berkoalisi menghadapi Pemilu 2024.

  • Prabowo mempertimbangkan Khofifah, Muhaimin, dan Mahfud Md. sebagai calon wakil presiden.

  • Muhaimin Iskandar tetap ingin menjadi calon presiden.

KEPADA sejumlah pengurus Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra yang berkumpul di rumahnya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pertengahan Juli lalu, Prabowo Subianto menyampaikan perkembangan politik di Indonesia. Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menyinggung rencana koalisi Pemilu 2024. “Beliau menjelaskan penjajakan koalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa,” ujar Wakil Ketua Umum Gerindra Irfan Yusuf Hasyim, menceritakan ulang pertemuan tersebut kepada Tempo, Kamis, 4 Agustus lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Irfan, Prabowo menyatakan keseriusannya untuk membawa Gerindra berkoalisi dengan PKB. Penjajakan koalisi Gerindra-PKB dilakukan secara terbuka pada Sabtu malam, 18 Juni lalu. Selama sekitar dua jam, Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang datang ke rumah Prabowo di Jalan Kartanegara 4, Jakarta Selatan, bersama para petinggi PKB. Selepas persamuhan itu, Prabowo mengatakan Gerindra dan PKB sepakat bekerja sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berjabat tangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Kertanegara, Jakarta, 18 Juni 2022. ANTARA/Muhammad Adimaja

Dua partai menamakan koalisi mereka “Kebangkitan Indonesia Raya”, gabungan nama dua partai. “Kami sudah mencapai titik-titik pertemuan, kerja sama, dan kesepakatan,” ucap Prabowo. Muhaimin pun mengungkapkan rencana koalisi untuk menghadapi Pemilu 2024 dan pemilihan kepala daerah. “PKB dan Gerindra siap bekerja sama secara utuh dan menyeluruh,” ujarnya.

Gerindra tak bisa sendirian mengusung calon presiden dan wakil presiden. Undang-Undang Pemilihan Umum mensyaratkan calon presiden dan wakil diajukan oleh partai atau koalisi yang memiliki 20 persen kursi Dewan Perwakilan Rakyat atau 25 persen suara nasional. Gabungan kursi Gerindra dan PKB di Senayan, yaitu 136 dari 575 kursi, memenuhi syarat itu.

Upaya Gerindra menggandeng PKB terus berlanjut setelah pertemuan di rumah Prabowo. Pada Kamis, 30 Juni lalu, pengurus dua partai itu bertemu di Gedung Graha Senatama, Senen, Jakarta Pusat. Ketua Dewan Pengurus Wilayah Gerindra Sulawesi Selatan Andi Iwan Darmawan Aras menuturkan pengurus partainya berharap koalisi dengan PKB bisa terbangun permanen.

Kesepakatan itu dilanjutkan oleh para pengurus di daerah. Pada Ahad, 31 Juli lalu, pengurus Gerindra dan PKB Jawa Tengah bertemu di Hotel Patra, Kota Semarang. Pengurus daerah menganggap koalisi itu menguntungkan dan bisa meraup banyak suara. “Ini duet nasionalis-religius,” kata Sekretaris Gerindra Jawa Tengah Sriyanto Saputro.

Sriyanto mengatakan duet Gerindra-PKB pernah terjalin saat pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2018. Dua partai ini mengusung mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, serta Ida Fauziyah, yang kini Menteri Ketenagakerjaan. Meski kalah oleh inkumben Ganjar Pranowo, pasangan itu mendulang 7,2 juta suara, kalah sekitar 3 juta suara dari lawannya.

PKB dan Gerindra akan mendeklarasikan koalisi bersamaan dengan Rapat Pimpinan Nasional Gerindra pada Sabtu, 13 Agustus 2022, di Sentul International Convention Centre, Bogor, Jawa Barat. Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengatakan dalam acara itu Prabowo akan menjawab kesediaannya menjadi calon presiden.

Seorang politikus Gerindra mengatakan partainya menyiapkan 2.000 dari 12 ribu kursi yang tersedia di SICC. Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan acara itu juga akan mendeklarasikan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Rencananya, Muhaimin dan Prabowo akan membacakan piagam deklarasi. “Kami ingin ada komitmen yang utuh dan kuat,” tuturnya.

Politikus Gerindra pun ramai-ramai menghadiri peringatan ulang tahun PKB di Sidoarjo, Jawa Timur, yang digelar pada Sabtu, 6 Agustus lalu. Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan acara bertajuk “Gus Muhaimin Festival The Next 2024” itu bersifat internal. “Terbuka untuk umum” ucapnya. 

Kedua partai itu pun berencana bersama-sama mendaftar sebagai calon peserta Pemilu 2024 ke Komisi Pemilihan Umum pada Senin, 8 Agustus 2022. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan kedua partai akan terus mematangkan rencana koalisi. “Setelah mendaftar ke KPU bersama Gerindra, akan ada beberapa event,” ujar Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini.

Sebelas hari setelah pertemuan di rumah Prabowo atau pada Rabu, 29 Juni lalu, Muhaimin Iskandar menjelaskan rencana koalisi kepada para pengurus pusat PKB dan semua pimpinan tingkat provinsi di kantor pusat partai di Jalan Raden Saleh Raya, Jakarta Pusat. “Dinamika akan terus berkembang sampai diresmikan,” kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.

Sebelum berkoalisi dengan Gerindra, PKB telah menjajaki rencana koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera. Namanya Koalisi Semut Merah. Namun, setelah Muhaimin dan Prabowo meresmikan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, kerja sama dengan PKS terancam bubar.

Ketua PKB Nusa Tenggara Barat Hadrian Irfani, yang hadir dalam pertemuan, mengatakan koalisi dengan Gerindra lebih menguntungkan. Sebab, Prabowo selalu menang dalam dua kali pemilihan presiden di wilayahnya. “Banyak pemilih bertanya kok bisa koalisi dengan PKS yang tidak nyambung dengan Nahdlatul Ulama?” ucap Hadrian, Kamis, 4 Agustus lalu.

Ketua PKS Mardani Ali Sera enggan menanggapi rencana koalisi dengan PKB. Sebelumnya, di hadapan sejumlah wartawan, Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyebutkan koalisi dengan PKB sudah bubar.

Baca juga: Manuver Surya Paloh dan Jusuf Kalla Menjadikan Anies Baswedan Calon Presiden 2024

•••

PEMBAHASAN koalisi Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa telah dimulai pada Desember tahun lalu. Di sela-sela Muktamar Nahdlatul Ulama Ke-34 di Lampung, Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum Gerindra Irfan Yusuf Hasyim, dan politikus Gerindra bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Menurut Irfan, Muzani dan Muhaimin sempat berdiskusi ihwal kemungkinan kedua partai berkoalisi dalam Pemilu 2024. “Kadang menyerempet soal pemilu presiden. Serius jadi guyon, guyon jadi serius,” ujar Irfan. Namun saat itu belum ada pembicaraan lebih jauh lagi. Pembahasan koalisi Gerindra dan PKB pun nyaris tak pernah terdengar.

Dua petinggi Gerindra bercerita, kelanjutan pembahasan koalisi ditengarai tak lepas dari peran Presiden Joko Widodo. Saat menerima Prabowo di Istana Kepresidenan Yogyakarta saat Idul Fitri, 2 Mei lalu, Jokowi menyarankan Prabowo menggandeng calon wakil presiden dari kalangan Nahdlatul Ulama agar bisa memenangi Pemilu 2024.

Sumber yang sama mengatakan Presiden mengajukan sejumlah nama, antara lain Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah juga menjabat Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU. Nama lain adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, yang belakangan menjadi anggota kehormatan Barisan Ansor Serbaguna atau Banser, sayap organisasi NU.

Jokowi pun menyarankan Prabowo dan Gerindra mulai berkomunikasi dengan PKB yang memiliki basis suara nahdliyin. Lingkaran Survei Indonesia memperkirakan jumlah anggota NU pada 2020 sekitar 108 juta. Pada Pemilu 2019, suara NU dianggap ikut menentukan kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Seorang pejabat negara yang pernah diajak berdiskusi oleh Jokowi membenarkan informasi tersebut. Menurut pejabat ini, saran itu tak hanya disampaikan oleh Jokowi dalam satu pertemuan, melainkan dalam beberapa persamuhan lain, termasuk di Istana Merdeka. 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, 3 Mei 2022. HUMAS JATIM/rri.co.id

Mengikuti saran tersebut, Prabowo telah bertemu dengan Khofifah di rumah dinas Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa, 3 Mei lalu. Adapun pertemuan dengan Erick Thohir diadakan di kantor Kementerian Pertahanan pada pertengahan Juni lalu. Namun Erick membantah ada pembicaraan tentang pemilu. “Bahas industri pertahanan,” katanya. 

Baca: Cara Gerindra Menaikkan Elektabilitas Prabowo Subianto

Mantan juru bicara Tim 17—kelompok pendukung Khofifah dalam pemilihan kepala daerah Jawa Timur—Asep Saifuddin Chalim, tak tahu isi pertemuan tersebut. “Saya belum bertemu dengan Ibu Khofifah,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, ini. Pada Mei 2021, Asep juga pernah didatangi oleh Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani.

Sinyal dukungan Jokowi juga muncul dari relawan pendukungnya. Pada Rabu, 3 Agustus lalu, Ketua Umum Projo—relawan pendukung Jokowi dalam Pemilu 2014 dan 2019—Budi Arie Setiadi ujug-ujug menyatakan Prabowo sebagai menteri yang loyal dan patuh terhadap Presiden. Budi juga menyebut Prabowo bisa melanjutkan program pemerintahan Jokowi.

Dihubungi pada Jumat, 5 Agustus lalu, Budi menolak menjawab ihwal instruksi Jokowi mendukung Prabowo. Ia mengklaim pernyataan itu dilontarkan karena Prabowo berpeluang menjadi calon presiden. Partainya pun bisa memastikan tiket pencalonan dengan menjalin koalisi. “Prabowo calon presiden itu pasti karena punya partai besar,” tuturnya.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan anggota staf khususnya, Faldo Maldini, tak merespons pertanyaan Tempo tentang arahan Jokowi kepada Prabowo. Adapun juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menolak berkomentar mengenai petunjuk dari Jokowi. Wakil Ketua Umum Gerindra Irfan Yusuf Hasyim tak tahu ihwal arahan tersebut karena tak ikut dalam pertemuan.

Meski kedekatan Gerindra dan PKB kian terjalin, kedua partai belum memastikan calon presiden dan wakil presiden. Irfan mengatakan partainya mengkaji sejumlah nama untuk mendampingi Prabowo. Di antaranya Khofifah, Muhaimin Iskandar, serta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. “Semuanya masih dalam penilaian dan pertimbangan,” katanya. 

Sejumlah politikus Gerindra yang ditemui Tempo mengatakan partainya belum tentu mengusung Muhaimin. Salah satu sebabnya, elektabilitas Muhaimin tidak cukup tinggi. Meskipun begitu, Muhaimin adalah penentu arah PKB dalam pemilu presiden dan memiliki sejarah kedekatan dengan Nahdlatul Ulama.

PKB agaknya tak akan ngotot meminta posisi calon presiden. Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan partainya akan memberikan ruang lebih dulu kepada Gerindra untuk menentukan calon presiden. Sebab, jumlah kursi Gerindra di DPR lebih tinggi, yaitu 78 kursi. Adapun PKB memiliki 58 kursi.

Meski demikian, Muhaimin mengaku mendapatkan dukungan dari berbagai daerah untuk maju sebagai calon presiden. “Ini memberikan semangat bagi saya untuk bekerja lebih keras lagi,” ucapnya di Ambon, Rabu, 3 Agustus lalu.

Syaiful mengatakan kader partainya tetap berharap Muhaimin Iskandar bisa menjadi calon presiden dalam Pemilu 2024. “Baik Pak Prabowo Subianto maupun Cak Imin punya potensi yang sama menjadi calon presiden,” ujar Syaiful.

BUDIARTI UTAMI PUTRI, FAJAR PEBRIANTO, JAMAL A. NASHR (SEMARANG), KUKUH S. WIBOWO (MOJOKERTO)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus