Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Perawat yang Meninggal di Jakarta karena Covid-19 Ber-KTP Bekasi

Ridwan Kamil memastikan bahwa perawat positif Covid-19 yang meninggal dunia adalah warga Kabupaten Bekasi.

17 Maret 2020 | 00.31 WIB

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melihat data yang masuk di Pusat Informasi & Koordinasi Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 10 Maret 2020. Saat melakukan video conference dengan kepala daerah, Emil menanyakan langkah dari setiap kepala daerah terkait penanganan virus Corona atau Covid-19. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melihat data yang masuk di Pusat Informasi & Koordinasi Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 10 Maret 2020. Saat melakukan video conference dengan kepala daerah, Emil menanyakan langkah dari setiap kepala daerah terkait penanganan virus Corona atau Covid-19. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan bahwa perawat positif Covid-19 yang meninggal dunia adalah warga Kabupaten Bekasi. Perawat tersebut dilaporkan meninggal di Jakarta. “Perawat kesehatan itu meninggal di Jakarta, tapi KTP-nya di Kabupaten Bekasi,” kata Ridwan Kamil di Bandung, Senin, 16 Maret 2020.

Perawat itu merupakan warga Jawa Barat kedua yang meninggal karena terjangkit virus corona. Kasus pertama yakni warga Cianjur yang sempat diumumkan hasil pemeriksaannya negatif, namun belakangan dikoreksi ternyata positif Covid-19.

Ridwan Kamil berujar data yang dia pegang per Senin, 16 Maret 2020, mencatatkan 10 orang warga Jawa Barat positif Covid-19. Dua diantaranya meninggal dunia.

Depok dan Bekasi mencatatkan masing-masing tiga kasus positif Covid-19. Sisanya satu kasus positif Covid-19 tersebar di Kota Bandung, Kabupaten Cirebon, Purwakarta, serta Cianjur. Dua orang diantaranya meninggal dunia yakn warga Cianjur dan Kabupaten Bekasi.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti menjelaskan soal kasus Cianjur yang sempat dinyatakan negatif, namun belakangan berubah positif Covid-19. “Sempat dilakukan pemeriksaan ulang,” kata dia, Senin, 16 Maret 2020. 

Menurut Berli setiap pemeriksaan dilakukan di dua lokasi pengambilan sampel. Yakni swab di daerah mulut-tenggorokan, dan hidung-tenggorokan. Kesimpulan positif Covid-19 jika dua lokasi pemeriksaan itu sama-sama positif. “Kalau salah satu positif, atau salah satu negatif, harus diulang dua-duanya. Hasilnya ragu-ragu,” kata dia.

Berli berujar pasien Cianjur itu pada hasil pemeriksaan pertama masih meragukan. “Salah satu tempat saya tidak tahu yang mana itu positif, satunya negatif,” kata dia.

Pengambilan sampel lalu diulang saat pasien masih dalam perawatan rumah sakit di Cianjur. Saat itu pasien sudah menggunakan alat bantu pernafasan atau ventilator. “Petugas rumah sakit menyampaikan diambilnya waktu masih di rawat,” kata Berli.

Berli menuturkan tidak ingat persis waktunya, tapi informasi hasil pemeriksaan positif diperoleh dari Kementerian Kesehatan tak lama setelah pengumuman pasien tersebut negatif Covid-19. “Setelah itu kita baru tahu ternyata positif. Makanya kita konfirm ke sana (Kementerian Keseahtan), betul positif. Pak Yuri menyampaikan, untuk pemeriksaan ini kadang harus di ulang 2 kali,” kata dia.

AHMAD FIKRI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus