Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Peringkat Belajar Matematika Siswa Indonesia Masih Urutan Bawah, Ada Apa?

Sambut Hari Matematika Internasional, ternyata matematika tidak hanya berkutat pada angka tetapi mengaktivasi otak kiri dan otak kanan secara seimbang

15 Maret 2024 | 07.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
ilustrasi matematika (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tanpa sadar matematika banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, apa pentingnya belajar matematika?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut rilis Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) hasil survei Programme for International Student Assesment (PISA) 2022 pada selasa 5 Desember 2023. Hasil PISA 2022 untuk kemampuan matematika Indonesia berada di peringkat 70 dari 81 negara dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun naik 5 posisi dari PISA tahun 2018, Indonesia masih menempati urutan bawah, hal ini mengindikasikan masih banyak yang belum menyadari vitalnya peran matematika dalam kehidupan sehari-hari atau bagi pembangunan dunia.

Melansir dari Antara, pentingnya belajar matematika disampaikan oleh Trainer Parenting Nasional, Kurnia Widhiatuti. Ia mengatakan ahli matematika zaman dulu Al Kindi mengatakan bahwa matematika adalah mukadimah (pengantar) bagi kita untuk memahami filasafat kehidupan.

Kurnia menilai, matematika tidak hanya berkutat pada angka tetapi juga mengaktivasi otak kiri dan otak kanan secara seimbang. 

“Selama ini kita berpikir bahwa matematika hanya ada di otak kiri yang membutuhkan pertimbangan logis. Padahal sebetulnya, otak kanan yang bersifat imajinatif dan kreatif juga membutuhkan pertimbangan logis matematis,” kata Kurnia melansir dari Antara ,13 april 2022.

Dengan kemampuan matematika, otak kanan yang hampir abstrak, dan kadang sulit dikendalikan bisa diimbangi dan lebih terukur. Seseorang akan bisa mengurutkan, mana ide-ide yang sebaiknya direalisasikan dan mana yang belum saatnya.

Matematika tidak bisa dilepaskan dari kehidupan, sebab segala benda dan hal-hal yang ada dalam kehidupan manusia tanpa sadar adalah matematika. Bentuk benda hingga takaran bumbu, bahkan matematika bisa membuat seseorang memiliki persepsi baru terhadap suatu persoalan.

Lebih lanjut, dalam skala yang lebih besar melansir dari laman ui.ac.id Prof. Kiki Aryanti Guru Besar Bidang Ilmu Graf dan Kombinatorika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam menyebut, kunci teknologi abad 20 sangat terkait dengan pengumpulan, pemrosesan, dan pendistribusian informasi.

Dalam kehidupan abad 21  yang dikenal dengan era Society 5.0 saat ini manusia sangat bergantung pada jaringan komunikasi. Semua proses kemajuan teknologi informasi ini sangat didukung oleh ilmu matematika.

Ia juga menilai pada dasarya mempelajari matematika adalah mengamati pola, sehingga matematika juga kadang disebut sebagai sains dan pola. Kepekaan dalam melihat pola yang ditekankan dalam mempelajari matematika, diharapkan dapat membuat semua pihak melihat lebih jelas masalah yang dihadapinya. 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus