Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Pilgub Sumut 2018, Pengamat: Djarot-Sihar Lebih Fokus, Tapi ...

Pasangan Djarot Saiful Hidayat - Sihar Sitorus dipandang lebih fokus dalam membeberkan program dalam debat menjelang Pilgub Sumut 2018.

22 Juni 2018 | 22.22 WIB

Pasangan calon gubernur dan wagub Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (nomor urut dua) dan Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah (nomor urut satu) di Medan, Sumatra Utara, 13 Februari 2018. ANTARA/Septianda Perdana
Perbesar
Pasangan calon gubernur dan wagub Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (nomor urut dua) dan Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah (nomor urut satu) di Medan, Sumatra Utara, 13 Februari 2018. ANTARA/Septianda Perdana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Performa pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS) dalam debat Pilgub Sumut 2018 di Medan 19 Juni menuai simpati dari pemilih rasional. Mereka dinilai mampu tampil relatif lebih baik daripada Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) di hampir semua aspek.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Masyarakat rasional itu menilainya sederhana. Apakah program para paslon bisa membuat perubahan yang menyejahterakan atau tidak. Kemudian, bagaimana paslon akan mewujudkan program itu. Masuk akal atau tidak,” kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peran debat, kata Emrus, menjadi vital karena kemampuan para kandidat bisa terekspos secara langsung. Tanpa rekayasa media atau sentuhan pencitraan yang bisa dilakukan melalui iklan kampanye. “Kalau performa dalam debat tidak meyakinkan, publik bisa menilai bahwa yang bersangkutan ada masalah dalam kompetensi,” kata Emrus.

Dalam debat ketiga atau debat pemungkas Pilgub Sumut 2018, DJOSS tampil lebih konsisten dan fokus pada program-program unggulan mereka. Penyelesaian masalah di Sumut, seperti korupsi yang sudah begitu akut, didekati dengan transparansi anggaran dalam bentuk e-budgetting, e-procurement, e-planning, hingga e-catalogue.

Begitu juga dalam pengentasan kemiskinan. DJOSS membagi warga Sumut dalam beberapa kluster. Salah satunya kluster nelayan. Nelayan yang umumnya miskin itu akan dilindungi dengan asuransi kesehatan. Laut tempat para nelayan mencari ikan juga “dilindungi” dengan perda zonasi.

"Perda zonasi akan mengatur agar laut tidak menjadi sasaran pencurian ikan. Pendapatan nelayan akan ditingkatkan dengan melatih mereka aquaculture. Tidak hanya mengandalkan ikan tangkap tapi juga budidaya di laut,” kata Djarot dalam debat.

Meskipun begitu, Emrus berpesan agar Djarot-Sihar tetap harus bekerja keras meyakinkan rakyat. Sebab, selera para pemilih tidak selalu berbanding lurus dengan kemampuan pasangan calon.
Apalagi, para pemilih umumnya menjatuhkan pilihannya karena ikatan emosional dengan pasangan calon.

"Kaum rasional mungkin menaruh harapan pada mereka, tapi masalahnya pemilih di Sumut tidak dari kalangan rasional saja,” ungkap Emrus lagi soal Pilgub Sumut 2018.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus