Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Positif Virus Corona di Depok, UGM Bentuk Tim Respons COVID-19

Dibandingkan dengan beberapa penyakit yang juga disebabkan oleh virus Corona, seperti SARS dan MERS-Cov, tingkat fatalitas COVID-19 lebih rendah.

4 Maret 2020 | 08.34 WIB

Ilustrasi virus Corona. REUTERS/Dado Ruvic
Perbesar
Ilustrasi virus Corona. REUTERS/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) membentuk Tim Respons COVID-19 dengan adanya dua kasus dua orang Depok, Jawa Barat yang terjangkit virus Corona. Koordinator Tim, Riris Andono Ahmad mengungkapkan, kunci pencegahan penularan virus ini terletak pada perilaku hidup sehat yang sebenarnya telah kerap dikampanyekan sebelum kemunculan virus ini. Seperti mencuci tangan, konsumsi makanan sehat, serta olahraga, dan istirahat yang cukup.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menyikapi kejadian ini mengingat COVID-19 bisa dicegah,” kata dia, konferensi pers yang digelar Gedung Pusat UGM, Selasa, 3 Maret 2020.
Adanya dua kasus COVID-19 di Indonesia cukup menggemparkan masyarakat dan bahkan menimbulkan ketakutan bagi berbagai kalangan. Ketakutan ini memicu masyarakat untuk melakukan berbagai tindakan impulsif seperti memborong masker dan barang-barang kebutuhan pokok.

Tindakan masyarakat yang memborong masker untuk mencegah penularan, ia menegaskan, masyarakat umum yang dalam kondisi sehat tidak perlu mengenakan masker, karena virus ini tidak menular melalui udara secara langsung.
Penularan virus terjadi melalui droplet atau cairan tubuh yang bisa terpercik pada seseorang atau pada benda-benda di sekitarnya pada jarak 1-2 meter melalui batuk atau bersin. Karena itu, penggunaan masker diperlukan justru oleh orang yang sakit untuk mencegah percikan tersebut.

Riris mengatakan dibandingkan dengan beberapa penyakit yang juga disebabkan oleh virus Corona, seperti SARS dan MERS-Cov, COVID-19 memiliki tingkat fatalitas yang lebih rendah, yaitu sekitar 2 persen. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan SARS yang bisa mencapai 10 persen. Di samping itu, sistem kesehatan Indonesia dinilai cukup mumpuni untuk mendeteksi dan menangani penyakit ini, sehingga masyarakat tidak perlu panik.

“Dengan ditemukannya kasus yang terkonfirmasi kemarin menunjukkan bahwa kapasitas deteksi sistem kesehatan kita cukup mumpuni, dan pemerintah juga sudah menyiapkan 100 rumah sakit di Indonesia untuk menangani kasus-kasus COVID-19,” kata Riris.

UGM telah mengeluarkan surat edaran yang mengimbau seluruh sivitas UGM untuk secara aktif melakukan upaya kewaspadaan di unit kerja serta melakukan perilaku hidup sehat, di samping melakukan langkah pencegahan seperti menangguhkan perjalanan ke luar negeri. Terutama negara-negara yang terdampak COVID-19, serta beberapa imbauan lainnya.

Pembentukan tim respons sebagai satuan tugas khusus juga menjadi salah satu upaya UGM untuk melindungi sivitas UGM maupun masyarakat sekitar UGM terhadap ancaman penyakit.


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus