Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Prabowo Mengaku Tak Mengerti Arti Gemoy: Joget Masuk Alam Bawah Sadar Saya

Prabowo Subianto mengaku tak mengerti arti gemoy yang kerap disematkan kepadanya. Ia pun menjelaskan soal joget yang kerap dilakukannya.

24 November 2023 | 22.15 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan paparan dihadapan ribuan orang kepala desa dan pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, 23 November 2023. Prabowo Subianto bersama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menghadiri Rakerda Apdesi Jawa Barat yang dihadiri sekitar 5.000 orang kepala desa dan pengurus pemerintah desa. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan paparan dihadapan ribuan orang kepala desa dan pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, 23 November 2023. Prabowo Subianto bersama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menghadiri Rakerda Apdesi Jawa Barat yang dihadiri sekitar 5.000 orang kepala desa dan pengurus pemerintah desa. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Prabowo Subianto mengaku tak mengerti arti gemoy yang kerap disematkan kepadanya. "Saya sendiri enggak ngerti apa itu gemoy gemoy itu," ucap Prabowo dalam Dialog Publik PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jumat, 24 November 2023, seperti dipantau melalui kanal YouTube Muhammadiyah Channel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ketua Umum Partai Gerindra itu bercerita, joget yang kerap dilakukannya dalam berbagai kesempatan berasal budaya wayang kakek dan orang tuanya. "Dulu kakek saya, orang tua saya zaman dulu enggak ada televisi, enggak ada TikTok. Yang ada hanya wayang jadi budaya kita," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiap kali mendatangi rumah kakeknya, Prabowo mengatakan dia disambut dengan budaya seperti itu. "Tiap saya datang ke rumah kakek saya, saya disambut seperti itu," tutur Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Kelamaan, Prabowo mengatakan joget itu kemudian masuk ke dalam alam bawah sadarnya. "Jadi mungkin di bawah sadar saya kalau saat ada berita gembira ya saya juga begitu," ucapnya.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Cheryl Anelia Tanzil menjelaskan sebutan gemoy yang berarti menggemaskan untuk Prabowo Subianto merupakan julukan sayang dari para pendukungnya. Cheryl membantah julukan itu sebagai strategi kampanye yang diciptakan oleh tim sukses.

“Bagi generasi muda, Pak Prabowo muncul di ruang publik sebagai dirinya sendiri. Tampil beda dan apa adanya, yang mungkin tidak semua orang mengetahui sisi menggemaskannya itu," kata Cheryl dalam keterangan tertulis TKN di Jakarta, Sabtu, 18 November 2023.

Cheryl menilai istilah gemoy dan santuy — yang berarti santai — populer di kalangan Generasi Z (anak muda kelahiran 1997–2012) karena mereka bosan dengan sosok pemimpin yang berpura-pura. Para anak muda, yang nantinya juga menjadi pemilih dalam Pemilu 2024 menghendaki sosok pemimpin yang apa adanya.

Dari julukan gemoy itu, Cheryl berpendapat para anak muda melihat Prabowo sebagai sosok yang tampil apa adanya dan tidak berpura-pura.

“Pemilih hari ini sekarang bosan dengan pemilu yang dibawa ke arah saling serang, saling tuding. Istilah gemoy dan santuy jadi oase bagi pemilih sekarang bahwa berpolitik ternyata bisa dibuat asyik dan gembira” kata Cheryl.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus