Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Pramono Anung Cerita Pengalaman Terberatnya saat Menangani Banjir Jakarta

Pramono Anung menceritakan peristiwa yang menjadi pukulan berat baginya saat tangani banjir kemarin.

18 Maret 2025 | 09.46 WIB

Gubernur Jakarta Pramono Anung melayat ke kediaman balita berusia tiga tahun yang hanyut saat proses evakuasi banjir di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, 5 Maret 2025. Dok Tim Media Pramono Anung
Perbesar
Gubernur Jakarta Pramono Anung melayat ke kediaman balita berusia tiga tahun yang hanyut saat proses evakuasi banjir di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, 5 Maret 2025. Dok Tim Media Pramono Anung

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung menceritakan pengalaman terberatnya saat menangani banjir di Jakarta pada awal pemerintahannya. Dia mengatakan adanya korban anak berusia tiga tahun yang hanyut saat evakuasi banjir menjadi pukulan terbesar bagi dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Itu lebih (berat) dari kritik, sampai ada korban,” ujar Pramono kepada Tempo saat ditemui di ruang kejanya di Balai Kota, Jakarta, pada Senin, 10 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pramono menuturkan Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin melaporkan adanya peristiwa hanyutnya anak berusia tiga tahunitu terjadi di Kelurahan Kebon, Baru, Tebet, Jakarta Selatan pada Selasa siang, 4 Maret 2025. Usai mendapat laporan itu, dia menginstruksikan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencari anak tersebut sampai ketemu. “Baru ketemu pukul satu pagi, tengah malam,” kata dia.

Pagi harinya, Rabu, 5 Maret 2025, Pramono Anung bersama Munjirin melayat ke kediaman anak tersebut. Pada kesempatan itu, Pramono menyampaikan duka yang mendalam pada keluarga yang ditinggalkan. “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Pagi ini saya melayat malaikatkecil yang baru saja berpulang. Saya turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” ujar Pramono seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Insiden hanyutnya anak berusia tiga tahun ini terjadi saat perahu yang akan mengevakuasi warga, termasuk korban, terbalik karena derasnya arus banjir. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Mohammad Yohan mengatakan mulanya proses evakuasi berjalan lancar. Dia mengatakan proses evakuasi ituberlangsung sekitar pukul 14.51 WIB. Awalnya Tim Sar berhasil menaikkan tiga warga ke atas perahu. 

“Saat perjalanan menuju tempat evakuasi, perahu terbalik akibatarus deras di Gang Perintis, RT 10 RW 10 Kebon Baru,” kata Yohan melalui keterangan tertulis.

Saat perahu tersebut terbalik, dua orang warga berhasil diselamatkan kembali. Sementara bocah tiga tahun itu gagal ditemukan. Dia diduga terseret arus banjir yang cukup deras, mengingat lokasi kejadian berdekatan dengan Kali Ciliwung.Setelah proses pencarian, anak tersebut ditemukan tewas.

Untuk menangani banjir, pemerintahan Pramono berencana untuk melakukan penataan Kali Ciliwung. Langkah normalisasi ini akan dilakukan dengan memindahkan warga yang ada di sekitar kali untuk pindah ke rumah susun.

Pramono berujar memindahkan warga bukanlah persoalan yang teknis, oleh karena itu perlu pendekatan persuasif yang intensif antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dengan warga yang akan direlokasi. “Karena kalau enggak (dengan cara yang persuasif) pasti akan ada problem,” kata dia.

Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus