Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengklaim pemulihan layanan kesehatan sudah berjalan di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Pratikno mengatakan kondisi keamanan di wilayah itu sudah terkendali pasca-penyerangan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) terhadap guru dan tenaga kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Nanti dalam waktu secepatnya kami akan memberi solusi permanen bahwa pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat harus dijamin betul,” kata Pratikno usai rapat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Jakarta Pusat, pada Selasa, 25 Maret 2025, dikutip dari keterangan resmi.
Pratikno mengatakan kegiatan pendidikan juga disiapkan agar dapat berjalan kembali. Keterangan tertulis kementerian menyebut, layanan pendidikan akan disiapkan setelah libur, meskipun masih dalam penanganan tanggap darurat.
Enam guru di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, dikabarkan tewas dalam sebuah serangan oleh kelompok bersenjata pada Jumat, 21 Maret 2025. TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Panglima Kodam TPNPB-OPM Kodam XVI Yahukimo Elkius Kobak mengklaim, bahwa enam guru yang tewas itu sebagai agen intelijen Indonesia.
Kepala Pusat Penerangan TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi memastikan korban tewas penyerangan terhadap tenaga pengajar dan kesehatan di Distrik Anggruk adalah satu orang. Keterangan yang sama juga diberikan Kapolres Yahukimo Ajun Komisaris Besar Polisi Heru Hidayanto.
Heru, dikutip dari Antara, mengakui adanya laporan penyerangan yang dilakukan OPM terhadap guru kontrak di Distrik Anggruk. Namun Kejadian tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia. Heru menyebut tiga korban mengalami luka berat dan empat lainnya menderita luka ringan. Sementara dua korban lainnya yang merupakan warga asli Yahukimo dalam kondisi aman dan tidak dievakuasi karena atas permintaan sendiri.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Candra Kurniawan mengatakan, setelah serangan OPM, guru dan tenaga kesehatan dievakuasi dari wilayah itu. “Yang berhasil dievakuasi para guru dan tenaga kesehatan berjumlah 61 orang,” kata Candra dihubungi Tempo melalui pesan pendek pada Senin, 24 Maret 2025.
Menanggapi serangan terbaru OPM, Dosen Antropologi Universitas Indonesia Cahyo Pamungkas merekomendasikan supaya pemerintah segera menetapkan daerah-daerah konflik di Papua. Supaya tidak ada warga sipil yang bisa masuk ke wilayah rawan konflik. Selama ini, langkah yang dipakai tim gabungan Polri bersama TNI dinilai keliru, sebab memberlakukan penindakan hukum terhadap OPM yang dianggap kriminal bersenjata.
“Mereka adalah gerakan pemisahan diri ya, gerakan yang bertujuan untuk mencapai Papua merdeka,” kata Cahyo dihubungi Tempo pada Senin, 24 Maret 2025. Dia menambahkan tidak ada cara lain dalam penyelesaian ini sebelum perundingan damai terlebih dahulu.