Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Profil Budi Gunawan, Dari Kepala BIN hingga Calon Menteri Prabowo

Budi Gunawan mengikuti acara pembekalan calon menteri Presiden terpilih Prabowo Subianto. Berikut profilnya.

16 Oktober 2024 | 10.02 WIB

Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN, Budi Gunawan dalam acara Sumpah Prasetia Perwira Intelijen Negara pada Rabu, 31 Juli 2024 di Smart Campus Sekolah Tinggi Intelijen Negara atau STIN. Sumber: Humas STIN
Perbesar
Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN, Budi Gunawan dalam acara Sumpah Prasetia Perwira Intelijen Negara pada Rabu, 31 Juli 2024 di Smart Campus Sekolah Tinggi Intelijen Negara atau STIN. Sumber: Humas STIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN Budi Gunawan mengikuti acara pembekalan calon menteri Presiden terpilih Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu pagi, 16 Oktober 2024. Hal ini dikonfirmasi oleh Komandan Detasemen Pengawalan Khusus Menteri Pertahanan Letkol G. Borlak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Pak Budi Gunawan masuk terakhir," kata Borlak kepada wartawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Adapun sebanyak 59 orang tercatat hadir ke acara pembekalan calon menteri oleh Prabowo. Namun, Borlak belum bisa memastikan apakah itu calon menteri dan wakil menteri.

Diwartakan Tempo sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengirim surat ke Ketua Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI, tertanggal 10 Oktober 2024, terkait Permohonan Pertimbangan Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan.

Surat itu mengacu pada ketentuan Pasal 36 ayat 1 dan ayat 2 UU no. 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara.

Dalam salinan dokumen permohonan pertimbangan pergantian dan pengangkatan Kepala BIN yang dilihat Tempo, Jokowi mengusulkan nama Muhammad Herindra ke DPR.

“Guna mendapatkan pertimbangan DPR RI, yang selanjutnya akan ditetapkan pemberhentian dan pengangkatannya dengan Keputusan Presiden,” bunyi surat yang ditandatangani Presiden Jokowi.

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, Presiden Jokowi sudah mendiskusikan pemberhentian Budi Gunawan ke Prabowo sebagai Kepala BIN.

“Presiden memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan Kepala BIN setelah mendapatkan pertimbangan DPR RI. Terkait proses pemberhentian dan pencalonan Kepala BIN telah dibicarakan/didiskusikan dengan presiden terpilih,” kata Ari melalui pesan singkat seperti dikonfirmasi Tempo pada Selasa, 15 Oktober 2024.

Budi Gunawan disebut-sebut merupakan orang dekat Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia menjadi ajudan saat Megawati menjabat Presiden RI.

Sejauh ini belum diketahui posisi menteri yang bakal disandang Budi di Kabinet Prabowo. Budi tidak hadir saat Prabowo memanggil sejumlah kandidat calon menteri di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Senin, 14 Oktober dan Selasa, 15 Oktober 2024.

Lantas, siapa sebenarnya Budi Gunawan? Berikut profilnya.

Profil Budi Gunawan

Berdasarkan catatan Tempo, Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan menjabat sebagai Kepala BIN sejak 2016. Pria yang akrab disebut BG ini berasal dari Surakarta, Jawa Tengah dan lahir pada 11 Desember 1959.

BG merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1983. Dia juga meraih gelar doktor dalam Ilmu Hukum dari Universitas Trisakti. BG berhasil lulus dengan predikat Summa Cum Laude

Sebagai Perwira Polri, BG pernah menempati berbagai posisi penting sepanjang perjalanan kariernya.

Beberapa di antaranya adalah Kepala Biro Pembinaan Karir (Karobinkar) Sumber Daya Manusia (SDM) Polri, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, Kapolda Bali, Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri, dan Wakil Kepala Polri (Wakapolri) untuk mendampingi dua Kapolri, yakni Jenderal Badrodin Haiti (2015-2016) dan Jenderal Tito Karnavian (2016).

Kecakapan BG juga membuatnya dinobatkan sebagai jenderal termuda dan berprestasi di Polri. Oleh karena itu, dia dipercaya menjadi ajudan Megawati saat Ketua Umum PDIP itu menjadi Wakil Presiden 1999-2000 dan Presiden RI 2000-2004.

Sebelum menduduki jabatannya sebagai Kepala BIN, BG sempat berpolemik dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi pada 13 Januari 2015. KPK juga mencium adanya transaksi janggal yang dilakukan BG, sehingga kasus ini disebut sebagai kasus rekening gendut.

Akan tetapi, saat itu BG melakukan perlawanan dengan mengajukan praperadilan dan menang. Statusnya sebagai tersangka gugur dan kemudian kasusnya dilimpahkan ke kepolisian sebelum akhirnya dihentikan karena dinilai tak memiliki bukti yang cukup. 

Masalah ini membuat BG gagal menjadi Kapolri pada 2015. Padahal, namanya sempat menjadi kandidat tunggal yang diajukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Komisi III DPR RI. Akhirnya, posisi Kapolri diberikan kepada Badrodin Haiti, meskipun BG sudah menyelesaikan uji kelayakan dan kepatutan.

Megawati disebut sempat ngotot meminta Presiden Jokowi melantik BG sebagai Kapolri. Padahal, Jokowi berkukuh tidak akan memilih BG.

Saat itu Ketua Tim Sembilan, Syafii Maarif, mengatakan, Megawati ngotot karena merasa kenal baik dengan BG dan merasa dia mampu mengemban tugas sebagai Kepala Polri. 

"Budi Gunawan itu ajudannya, sampai situ saja. Saya tidak mau mengatakan lebih," kata Syafii, seperti yang dikutip Majalah Tempo Edisi Senin, 2 Maret 2015.

Selain itu, sosok BG juga dikenal sebagai seorang yang dermawan. Dia disebut kerap membagikan rumah gratis kepada para sopir pribadinya dan uang kepada para karyawan rumah tangganya.

Hal itu pernah disampaikan oleh tetangganya, Indri, saat BG masih tinggal di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Fasilitas tersebut diberikan BG kepada para sopir yang telah lama bekerja dengannya. 

"Biasanya, mereka dibelikan rumah di daerah Depok," ujar Indri kepada Tempo, Selasa, 13 Januari 2015. "Saya sering mendapat cerita dari sopir dan pembantunya," kata dia. 

Setahun kemudian, nama BG kembali muncul sebagai calon pengganti Badrodin Haiti yang akan pensiun. Namun, Jokowi lebih memilih Tito Karnavian sebagai Kapolri baru dan memberikan BG jabatan sebagai Kepala BIN. Jabatan itu pun bertahan hingga saat ini. Kini BG diproyeksikan sebagai calon menteri Prabowo.

DANIEL A. FAJRI | ANDIKA DWI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus