Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR RI yang juga politikus Golkar, Nusron Wahid, dikabarkan turut masuk bursa menteri pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Nama Nusron santer menguar sebagai calon menteri Prabowo-Gibran setelah disebut Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia baru-baru ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pak Nusron cocok loh (menjadi menteri). Pak Nusron cocok? Kader bagus juga kok,” kata Bahlil dalam Rapat Konsolidasi Pemenangan Pemilukada Provinsi, Kota, Kabupaten se-Jawa Tengah di Hotel Grand Mercure Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Sabtu, 5 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, Nusron, yang turut hadir dalam rapat konsolidasi itu, cocok karena bagus dan memiliki hubungan komunikasi yang baik dengan Prabowo. Karenanya, Nusron menjadi salah satu nama yang akan diajukan Golkar sebagai menteri. Kendati demikian keputusannya tergantung pada Prabowo selaku pemegang hak prerogatif.
“Tapi saya lihat senyuman Pak Nusron mempunyai makna penting. Karena hubungan komunikasi yang sangat erat sekali dan Pak Nusron cukup luar biasa memberikan narasi yang membuat orang tersentuh,” kelakar Bahlil, disambut seruan para kader yang hadir.
Profil Nusron Wahid
Nusron Wahid merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dapil Jawa Tengah II Periode 2024-2029. Jabatan ini adalah periode kelimanya. Periode pertamanya pada 2004-2009 dan berlanjut periode kedua pada 2009-2014.
Pada periode ketiga sebagai anggota DPR, ia tak genap 5 tahun menjabat, yakni hanya 2014-2015. Dia mundur setelah diangkat sebagai Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan menjabat hingga 2019.
Nusron kemudian kembali mencalonkan diri sebagai calon legislatif pada Pemilu 2019 dan terpilih untuk periode keempatnya era 2019-2024. Pada Pemilihan 2024, ia kembali lolos untuk periode 2024-2029 atau periode kelimanya ini.
Dilansir dari laman resmi DPR RI, Nusron lahir di Kudus pada 10 Desember 1973. Ia mengenyam pendidikan dasarnya di MI Miftahul Thalibin Kudus pada 1989–1995. Lalu melanjutkan pendidikan di MTs Qudsiyyah Kudus pada 1987. Nusron juga mengenyam pendidikan MA-nya di Qudsiyyah Kauman pada 1990-1993.
Setelah lulus, Nusron mengambil gelar sarjananya di jurusan Ilmu Budaya di Universitas Indonesia atau UI. Kemudian, Nusron mengambil S2 Jurusan Ekonomi di Institut Pertanian Bogor atau ITB. Nusron menyelesaikan studinya pada 2011.
Nusron dikenal aktif berorganisasi. Jabatan beken yang pernah dipegangnya yakni Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Ketua Yayasan Mata Air, dan Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia. Nusron juga pernah menjadi Ketua Suara Mahasiswa UI, Ketua Lembaga Kajian SDM PUNU Jakarta, dan Ketua Lembaga Kajian SDM PCNU Depok.
Pada Pilpres 2024 lalu, Nusron diketahui merupakan tim kampanye dari pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran, lebih tepatnya sebagai sekretaris TKN. Kala itu, istilah gemoy yang ramai diperbincangkan masyarakat pun tak luput dari tanggapan Nusron.
Dilansir dari laman Partai Golkar, Nusron menyebutkan bahwa calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto merupakan capres paling minim gimik di antara kandidat lainnya. Namun, Nusron mengklaim gimik Prabowo yang justru diterima oleh masyarakat.
“Saya kira Pak Prabowo menurut saya miskin gimik. Gimiknya hanya satu, hanya joget,” ujar Nusron kepada wartawan di Media Center TKN Prabowo-Gibran di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin, 11 Desember 2023 lalu.
Nusron dan PBNU
Nusron merupakan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027. Namun ia diberhentikan dengan hormat di seperempat jalan pada 15 November 2023 lalu. Kala itu ia mengatakan dirinya akan mengikuti keputusan yang telah dikeluarkan para kyai di PBNU. Oleh karena posisinya sebagai santri, dia tak meminta jabatan.
“Sebagai santri, saya sami’na waathona keputusan para kiai kita ini di santri enggak boleh minta jabatan,” kata Nusron ditemui usai debat perdana capres di kantor KPU, pada Selasa, 12 Desember malam.
Pada Agustus lalu, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar, ini kemudian ditunjuk menjadi Ketua Panitia Khusus Evaluasi Penyelenggara Ibadah Haji atau Pansus Haji. Pansus ini disahkan untuk menyelidiki dugaan masalah penyelenggaraan haji 2024 oleh Kementerian Agama atau Kemenag pimpinan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Adala lima masalah yang ditemukan Tim Pengawas Haji atau Timwas Haji saat meninjau ke Arab Saudi. Kelima masalah itu yakni buruknya layanan dasar, alokasi kuota tambahan jemaah haji yang diduga menyalahi aturan, penempatan tenda tak sesuai maktab, ketersediaan MCK (mandi, cuci, kakus), hingga kenaikan ongkos haji.
“Perlu ada revolusi dalam penyelenggaraan ibadah haji agar menjadi lebih baik,” kata Ketua Timwas Haji DPR Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, 4 Juni 2024 seperti dikutip Antara.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan pihaknya mempertanyakan pembentukan Pansus Haji yang dibentuk elit PKB di DPR, yang juga dipimpin oleh Nusron itu. Gus Yahya, sapaannya, berpendapat tidak ada alasan kuat untuk pembentukannya. Ia menilai pembentukan Pansus Haji cenderung berkaitan dengan posisi adiknya, Menag Yaqut, serta masalah lain yang tidak terkait dengan ibadah haji.
“Kami melihat tidak ada yang bisa dijadikan alasan yang cukup untuk pansus ini,” ujar Yahya itu dalam konferensi pers usai rapat pleno NU di Jakarta pada Ahad, 29 Juli 2024 seperti dikutip Antara.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | SEPTIA RYANTHIE | MUTIARA ROUDHATUL JANNAH | KHUMAR MAHENDRA
Pilihan editor: