Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Profil Pendirian SMA Taruna Nusantara di Magelang, Lulusannya Tak Hanya ke Akademi TNI

SMA Taruna Nusantara, atau biasa disebut juga Tarnus, sedang menjadi buah bibir karena banyak lulusannya 'dibawa' Presiden Prabowo ke dalam kabinetnya

25 Oktober 2024 | 15.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - SMA Taruna Nusantara, atau biasa disebut juga Tarnus, sedang menjadi buah bibir. Sebanyak lima alumninya kini ditunjuk sebagai menteri dan wakil menteri di Kabinet Merah Putih, pimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SMA Taruna Nusantara lebih banyak dikenal sebagai sekolah menengah semimiliter menuju jenjang Akademi TNI/Polri. Keduanya memang berlokasi sama, yakni di Magelang, Jawa Tengah. Tapi, faktanya tak hanya bidang militer, SMA Taruna Nusantara juga banyak menghasilkan lulusan di bidang lainnya seperti pemerintahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu seperti yang juga ditegaskan dalam laman sekolah itu yang menyebutkan lulusannya 100 persen melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Apakah itu universitas, Akademi TNI/ Polri, akademi kedinasan, luar negeri, dan lain-lain. Data sepanjang angkatan XXVII hingga XXXII, misalnya, menunjukkan cukup signifikan jumlah lulusan yang melanjutkan studi di kampus UGM, ITB, dan UI. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai SMA Taruna Nusantara, berikut informasi tentang profil sekolah ber-asrama itu dan ke mana sebaran lulusannya,


Sejarah Pendirian SMA Taruna Nusantara

SMA Taruna Nusantara (SMATN) atau biasa disebut SMA Tarnus adalah sebuah sekolah menengah atas yang berada di Magelang, Jawa Tengah. Sekolah ini dikelola oleh Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN) di bawah naungan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Pertahanan (YPSDP).

Sekolah ini didirikan untuk membentuk karakter, kedisiplinan, dan jiwa kepemimpinan siswa yang sering kali dianggap memiliki pendekatan yang mirip dengan pendidikan akademi militer. Meski dikenal karena mengedepankan disiplin tinggi dengan pendekatan semi-militer, namun SMA Taruna Nusantara tetap menekankan pendidikan akademik yang kuat, dan pembentukan karakter.

Selain itu, para siswa di SMA Taruna Nusantara juga di-asrama-kan secara penuh dan mengikuti program pelatihan fisik dan mental untuk mengasah jiwa kepemimpinan. Memiliki budaya militer, kurikulum SMA ini dirancang tidak hanya untuk mempersiapkan siswa ke perguruan tinggi atau akademi militer, tetapi juga untuk menjadi pemimpin masa depan di berbagai sektor.

Melansir laman resmi SMA Taruna Nusantara, ide pendirian sekolah ini dicetuskan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan Jenderal TNI L.B. Moerdani, yang pada 20 Mei 1985 menyampaikan gagasan tersebut di Pendopo Agung Taman Siswa Yogyakarta. Saat itu, Moerdani memiliki visi mendirikan sebuah sekolah yang akan mendidik putra-putri terbaik dari seluruh Indonesia, dengan tujuan menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan cita-cita para Proklamator.

Dengan visi tersebut, akan menjadikan sekolah ini tidak hanya membentuk siswa secara akademis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, disiplin, dan semangat kebangsaan yang kuat. Dengan begitu, diharapkan lulusan-lulusannya siap berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan bangsa.

Ide Moerdani itu kemudian diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepakatan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Taman Siswa yang merupakan organisasi kependidikan pertama di Indonesia, untuk membuat suatu lembaga bernama Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN). Lembaga ini merupakan perwujudan dari gagasan Jenderal Moerdani dan bertanggung jawab mengawasi proses pelaksanaan sekolah ini.

SMA Taruna Nusantara kemudian diresmikan pada 1990 oleh Panglima Angkatan Bersenjata saat itu, Jenderal Try Sutrisno. Sekolah yang dibangun di atas lahan seluas 18.5 hektare ini terdiri dari kompleks akademis, asrama siswa, dan kompleks perumahan pamong (guru), yang semuanya terletak di tanah milik Akademi Militer.

Pada enam tahun pertama pendiriannya, SMA Taruna Nusantara hanya menerima siswa laki-laki sebanyak 245 orang. Namun mulai 1996, LPTTN membuat kebijaksanaan baru dengan menerima angkatan putri pertama sebanyak 70 orang. Untuk mengakomodasi perubahan ini, area sekolah ini pun diperluas menjadi 23 hektare.

Apakah Alumni SMA Taruna Nusantara Otomatis Diterima Menjadi Taruna TNI/Polisi?

Pertanyaan ini dicuplik dari daftar FAQ yang ada di laman SMA Taruna Nusantara. Di sana dinyatakan bahwa lulusannya tidak otomatis diterima. "Alumni SMA Taruna Nusantara tetap mengikuti semua proses seleksi yang diselenggarakan Akademi TNI/Polri." Namun memang ada tambahannya sebagai berikut: Alumni SMA Taruna Nusantara lebih siap karena sudah terlatih dan terbiasa. Ada kelompok pembinaan khusus bagi siswa yang ingin mendaftar Akademi TNI/Polri.

Disebutkan pula, dari antara 700 perwira TNI/Polri Prasetya Perwira 2021, alumni SMA Taruna Nusantara hanya sebanyak 108 di antaranya. Selain di kampus perguruan tinggi negeri favorit di Tanah Air, sebagian lulusan diklaim melanjutkan pendidikan ke universitas top dunia. "Alumni kami telah berkiprah di berbagai bidang pengabdian," bunyi keterangan yang disampaikan.


ANTARA | ANDRY TRIYANTO berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus