Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Puan Maharani, meminta para pendukung untuk melawan upaya intimidasi pada pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Puan mengajak untuk melawan jika ada yang mengintimidasi agar tidak pilih Ganjar-Mahfud.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau ada yang intimidasi tidak boleh pilih Ganjar-Mahfud, tabrak, lawan,” kata Puan saat berorasi dalam kampanye akbar di Semarang, pada Sabtu, 10 Februari 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP meminta para pendukung jangan takut intimidasi karena tidak sendirian ketika memilih pasangan nomor urut 3 itu. Puan menyebut banyak rakyat Indonesia yang sama-sama melawan ketidakadilan.
Pemilu, kata Puan, untuk kepentingan bangsa dan negara, bukan untuk memilih pemimpin yang mementingkan keluarga, kelompok, dan golongannya.
"Jadi jangan takut, kalau nanti ada yang bilang ga boleh pilih Ganjar-Mahfud kita semua ini enggak sendiri tapi, kita ini banyak seluruh Indonesia," kata Puan.
Adapun calon wakil presiden Mahfud Md. membacakan maklumat ketika menghadiri kampanye terakhir di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, pada Sabtu, 10 Februari 2024. Maklumat itu berisi catatan dan janji pasangan calon presiden Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Mahfud menyebut selama kampanye sejak November 2023 hingga 10 Februari 2024, dia bersama Ganjar telah mengunjungi 450 titik di Indonesia. Mahfud menyebut ada banyak pelajaran yang ia dapatkan dari kegiatan itu.
“Ada dua masalah utama yang kami lihat yang menjadi kegelisahan orang banyak di Indonesia, yaitu tabir gelar demorkasi dan hilangnya keadilan ekonomi,” kata Mahfud di Hajatan Rakyat Semarang, pada Sabtu, 10 Februari 2024.
Selain itu, Mahfud menjelaskan bahwa Indonesia mengalami krisis demokrasi sekaligus eksistensinya terancam. Dia mengatakan suara rakyat tidak terdengar oleh elite kekuasaan.
“Suara rakyat sebagai ruhdemorakai tidak terdengar elit pengasa. Seolah elite berdiam dalam tembok peredam dari suara-suara rakyat,” kata Mahfud.
Kemudian, Mahfud menambahkan, “Sungguh demokrasi Indonesia mengarah atau menuju arah kegelapan karena korupsi semakin marak terjadi hukum disalahgunakan dan terakhir konstitusi dipermainkan.”
Menurut Mahfud, kondisi itu berdampak pada ekonomi masyarakat. Mahfud juga menyinggung ihwal kartel ekonomi. “Kehidupan wong cilik sulit, ironisnnya kartel ekonomi makin menggurita,” kata Mahfud.
Tak hanya itu, bekas Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan juga mengaku kerap mendapat cerita soal masalah masyarakat, seperti akses kesehatan, lapangan kerja sulit, akses pendidikan, dan harga bahan pokok.
“Pertanyaannya mau sampai kapan kita begini, jawabannya tegas semua yang tidak beres itu harus dihentikan mulai sekarang. Ya, sekarang. Kita tabrak, kita seruduk. Kita tabrak dan seruduk yang menyebabkan kegelapan demokrasi dan ketidakadilan ekonomi di Indonesia,” kata Mahfud.
Untuk itu, kata Mahfud, niscaya negara harus hadir karena mandat konstitusi. Mahfud juga menyampaikan janjinya bersama Ganjar atas masalah tersebut. “Mas Ganjar dan saya punya tiga solusi dasar sebagai janji,” kata Mahfud.
Pilihan Editor: Hanya Anies Baswedan Hadir Langsung Deklarasi Kemerdekaan Pers