Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Puteri Indonesia Lingkungan 2019, Jolene Marie bercita-cita mendirikan sekolah luar biasa atau SLB. Perhatian Jolene terhadap isu disabilitas muncul ketika dia menjadi panitia di ajang Asian Paragames 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika itu, putri pasangan Roy Gustaf Rotinsulu dan Ibu Allery Lee Cholock, ini masuk divisi yang bertanggung jawab pada solusi dari kendala di setiap acara. Dari situ, Jolene Marie belajar memahami kebutuhan penyandang disebilitas dan akses yang mereka perlukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Aku tersentuh dan terpanggil untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi teman difabel," ucap Jolene Marie kepada Tempo di Kantor Yayasan Puteri Indonesia di Jakarta, Senin 23 Desember 2019. Perempuan berdarah Bugis - Amerika Serikat ini mengatakan kian banyak orang yang menyadari pentingnya isu disabilitas.
Puteri Indonesia Lingkungan 2019 Jolene Marie Cholock Rotinsulu saat mencoba MRT. Instagram/@officialputeriindonesia
Salah satunya, menurut dia, pembenahan fasilitas berupa akses transportasi dan trotoar khusus untuk mereka. Terlebih setelah dia menyaksikan sendiri bagaimana atlet penyandang disabilitas mengukir prestasi dan berusaha mendobrak stigma terhadap difabel yang selama ini melekat di masyarakat.
"Penyandang disabiilitas juga punya kompetensi dan kesempatan yang sama dengan non-difabel," ucap Jolene Marie. Perhatiannya kepada dunia difabel juga membuat Jolene ingin membantu atau bekerja sama dengan Angkie Yudistia, staf khusus Presiden Joko Widodo bidang sosial yang seorang tuli.
"Tapi itu setelah tugas keputerian selesai," kata perempuan kelahiran 15 Mei 1996 ini. Jolene Marie berharap bisa melakukan sesuatu yang konkret untuk bermanfaat bagi sesama, terutama teman difabel.